Lihat ke Halaman Asli

UNBK dan Problematikanya

Diperbarui: 2 November 2018   09:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bercermin dari pengalaman dan kasus contek massal yang terjadi selama ini, UNBK diharapkan dapat menjadi solusi alternatif bagi upaya meningkatkan mutu dunia pendidikan Indonesia, khususnya dalam penilaian hasil pendidikan. 

Tanpa mengurangi makna dan esensi proses pendidikan itu sendiri, penilaian pendidikan dengan UNBK dapat menjadi barometer yang lebih akurat bagaimana keberhasilan suatu daerah dalam dunia pendidikan yang sebenarnya. Keakuratan hasil penilaian pendidikan  melalui UNBK  dapat menjadi benang merah dari situasi dan kondisi nyata dunia pendidikan Indonesia selama ini. 

Penyelenggaraan Ujian Nasional yang berbasis komputer yang  sudah berjalan selama ini menunjukkan bahwa  dunia pendidikan Indonesia sudah selangkah lebih maju meskipun hal ini belum menggambarkan tingkat kemajuan dan mutu pendidikan Indonesia yang sangat beragam ini. UNBK setidaknya sudah membuka mata kita para pendidik  dan pemangku kepentingan dunia pendidikan untuk melek dan akrab dengan dunia teknologi informasi dan komunikasi.

Kegiatan UNBK selama ini bukan berarti tanpa kendala. Keberhasilan penyelenggaraan UNBK sangat ditentukan oleh kesiapan sekolah penyelenggara dalam menyediakan sarana pendukung utama yaitu komputer, jaringan internet, dan ketersediaan pasokan listrik  yang memadai. 

Ketersediaan sarana tersebut menjadi syarat mutlak untuk penyelenggara UNBK. Oleh sebab itu, bagi sekolah yang tidak memiliki sarana tersebut tentunya tidak dapat melaksanakan sendiri UNBK secara mandiri.  Menyediakan sarana komputer atau laptop, jaringan internet, dan ketersediaan pasokan listrik  menjadi persoalan tersendiri bagi sekolah yang tidak memiliki sarana tersebut selama ini. 

Kemampuan sekolah yang terbatas, jaringan internet, dan ketersediaan pasokan listrik  PLN merupakan masalah yang sudah lama terjadi di dunia pendidikan Indonesia. Jangankan komputer dan jaringan internet serta ketersediaan pasokan listrik , persoalan mendasar seperti buku pelajaran, media pendidikan, dan sarana dan prasarana lainnya masih banyak dirasakan oleh banyak sekolah di negeri ini.  

Dengan demikian, kesiapan untuk menyelenggarakan UNBK hanya dimiliki oleh sebagian kecil sekolah yang selama ini memang telah memilikinya, terutama sekolah yang berada di perkotaan dan telah tergolong Sekolah Standar Nasional (SSN), Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSB), atau Sekolah Berstandar Internasional (SBI). Tentunya sekolah tergolong SSN, RSBI, dan SBI sangat kecil jumlahnya dibandingkan dengan sekolah yang ada di Indonesia.

Dunia pendidikan Indonesia harus terus maju dengan banyak melakukan inovasi dan perbaikan yang terus menerus,  seiring dengan kemajuan dan dinamika masyarakat serta teknologi informasi dan komunikasi, khususnya kegiatan UNBK.  Kemajuan dan mutu dunia pendidikan sangat ditentukan oleh banyak pihak pemangku kepentingan yang terlibat langsung dalam dunia pendidikan. 

Pemerintah, orangtua, dan masyarakat menjadi pilar pokok dalam menopang dan dan mendukung dunia pendidikan Indonesia yang bermutu. Demikian pula dengan pemanfaatan teknologi informasi dalam proses pembelajaran dan penilaian pendidikan. Semoga.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline