Lihat ke Halaman Asli

Mas Gagah

TERVERIFIKASI

(Lelaki Penunggu Subuh)

Tipu Daya Oligarki

Diperbarui: 25 Juli 2020   14:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Luwarso | nalarpolitik.com

Bolehkah anak seorang presiden mencalonkan diri sebagai calon wali kota? Bolehkah anak wakil presiden maju sebagai calon wali kota Banten? Bolehkah saudara perempuan seorang Menteri maju dalam perebutan kekuasaan?

Silakan dicari di undang-undang atau peraturan di negara ini. Tidak ada peraturan hukum yang melarangnya. Mereka sah dan legal maju dalam kontestasi perebutan kekuasaan. Meskipun kita gaduh setengah mati, tetap mereka memilki hak untuk maju dalam perebutan tahta kekuasaan.

Jika dilihat sudut pandang moral atau etika, pencalonan itu tetap sah. 

Apa ukuran moral yang mau digunakan untuk melarang. Semua calon yang maju sepertinya belum memiliki cacat moral. Sampai di sini kita akhirnya masih bingung menetapkan standarnya. Oligarki tetap menjadi bagian dari setiap rezim kekuasaan.

Orang yang berada di puncak kekuasaan tetap akan menjaga kekuasaanya. Menggunakan terminologi Antonio Gramcy disebut sebagai hegemoni kekuasaan. 

Salah satu caranya adalah dengan praktik oligarki. Praktik kekuasaan oleh minoritas dalam sebuah negara misalnya Indoensia, siapa yang mampu melarangnya.

Kita coba pahami sebentar kata-kata Jefrey A. Winters (2011) dalam bukunya Oligharcy "Kenyataannya, kekayaan sangat besar di tangan minoritas kecil menciptakan kelebihan kekuasaan yang signifikan di ranah politik, termasuk dalam demokrasi".

Jika sekarang terjadi kegaduhan terhadap praktik oligarki, sepertinya patut dicurigai. Mungkin kita belum berada di puncak kekuasaaan itu. 

Jika kita berada di sana, kemungkinan kita akan melakukan praktik yang sama. Kita tidak bisa dipisahkan dari praktik olgarki kekuasaan. Praktik itu sudah menyentuh pada hal remeh-temeh dalam kehidupan kita.

Praktik kekuasaan menurut saya tetap tidak bisa dipisahkan dari kepentingan oligarki. Maka, pencalonan Gibran atau menantu Jokowi menurut saya legal dan sah. 

Silakan orang ramai-ramai debat kusir, tetap saja tidak ada yang bisa menghentikan Gibran maju. Biarkan saja menantu Pak Jokowi melenggang maju sebagai calon wali kota Medan. Siapa yang berani menghentikannya?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline