Lihat ke Halaman Asli

David Efendi

Pegiat Kader Hijau Muhammadiyah

Mudik

Diperbarui: 2 Juli 2016   12:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mudik *

Mudiklah saudaraku,
Beningkan hatimu
Sucikan jiwa jiwamu
Mempertautkan kembali yang manusiawi dengan yang ilahi

Aku mudik untuk mencium aroma tanah leluhurku
Membangun jatidiri
Di atas Lumpur Lumpur desa yang mengering
Aku mudik untuk menyandingkan yang berlalu tersapu waktu,
Dengan jejaran mimpi dunia yang tak hanya sampai kemarin sahaja

Yang ganjil menjadi genap
Yang genap menjadi ganjil
Aku tetap mudik, seperti biasa
Aku tetap Setia, aku selalu berusaha
Aku tetap seperti yang dulu
Yang tulus mencintai desa dan manusianya

Mudiklah, seperlunya saja
Sebab perjalanan masih jauh,

Mudiklah kepada keluarga, mudiklah kepada sahabat sahabat kecilmu.

Aku ingin mudik kepada yang autentik, kepada embun yang sirna

Kawan,
Mudik terbaik itu adalah mudik ke haribaanNya
Mudik yang kepada keabadian. Itu yang harus kita selalu ingat.

****

Di bawah langit klaten, bus
Membawa jasadku ke arus mudikNya

*untuk para pegiat, pengrajin kebaikan kebaikan kecil di sekelilingku, di dalam dekapanNya.

Salam cintai tanpa padam dari saya: Iqra Garda Nusantara.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline