Oleh : Marzuki Umar, M. Pd.
Kesehatan merupakan pilar bagi kehidupan, baik rohani maupun jasmani. Dengan adanya kesehatan itu, seseorang akan dapat berkiprah siang dan malam secara aman dan nyaman. Sebaliknya, jika seseorang tidak atau kurang memiliki kesehatan dalam dirinya, secaira otomatis kegiatan apa pun yang dijalankannnya akan mengalami kendala. Besar-kecilnya kendala itu pasti akan dirasakan. Hal tersebut sangat tergantung dengan parah tidaknya penyakit yang menimpanya.
Memang..., betapa pun hebatnya seseorang tak akan senang dan tenang hidupnya apabila penyakit selalu menimpanya. Bagaimanapun megah dan kayanya seseorang juga tidak akan menuai kemenangan jika penyakit bersarang dalam dirinya.
Hal ini dapat kita dapati dalam lingkungan atau daerah kita masing-masing, begitu banyak orang yang memiliki harta yang melimpah tapi hidupnya tak karuan. Begitu juga dengan sosok yang memiliki jabatan hebat, yang dengannya akan dapat mengumpulkan cuan milyaran, namun itu semua tak berarti bagi dirinya karena penyakit yang dideritanya itu.
Harta dan kekayaan yang dikumpulkannya akan lebih banyak digunakan untuk mengobati penyakitnya. Kondisi ini bukan hanya diwujudkan melalui Rumah Sakit Daerah sendiri, bahkan ada yang terpaksa berobat ke luar negeri. Namun, upaya menghalau komplikasi sangat sulit untuk disembuhkan. Akhirnya, segalanya itu tak dapat dinikmatinya dengan rasa bahagia.
Secara ilmu medis, penyakit itu memang tetap bersarang di dalam setiap tubuh manusia. Besar-kecilnya penyakit pasti ada. Kambuh tidaknya penyakit tersebut sangat tergantung pada imun tidaknya tubuh kita di dalam menghadapi serangan-serangan penyakit itu. Suatu pertanyaan besar yang mesti kita jawab adalah bagaimanakah solusi yang perlu kita gerakkan untuk mengantisipasi timbulnya penyakit? Mampukah kita menjaganya dalam kondisi makanan yang kian beracun?
Jawaban atas pertanyaan ini sangatlah berat. Namun, meniti berbagai informasi dan perkembangan masa kini, menghindari lebih baik daripada mengobati. Akan tetapi, menghindari diri dari makanan beracun sangatlah susah. Apalagi makanan tersebut termasuk asupan cimilan yang sangat mudah didapatkannya, mulai dari toko-toko yang paling besar sampai di kios-kios kecil di lorong-lorong pedesaan.
Begitu juga bila ditilik secara psikologis. Melalui area ini pun banyak penyakit yang ditimbulkannya. Penyakit ini kadang kala tidak tanggung-tanggung. Bisa jadi penderitanya sampai-sampai bunuh diri. Hal itu dapat kita perhatikan dalam perjalanan hidup, penderitanya bukan hanya sosok berkepala lima tetapi juga yang masih muda pun terjangkit penyakit yang membahayakan ini. Jika hal ini dibiarkan, tidak tertutup kemungkinan akan berdampak negatif bukan hanya bagi dirinya tetapi juga bagi orang lain dan lingkungannya.
Guna dapat membawa diri ke alur yang lebih sehat, bukanlah dokter atau tabib yang selalu harus menjaga kita. Akan tetapi, kita sendirilah yang senantiasa menyelami keberadaan miniatur tubuh yang kita miliki. Sehat atau tidak, kitalah yang terlebih dahulu memahami daripada orang lain. Bahkan, orang tua sendiri pun tak kan tau hal dimaksud. Segala tantangan dan harapan pasti kita rasakan, baik itu tantangan internal maupun tantangan eksternal.
Perlu kita pahami bahwa setiap penyakit itu pasti ada obatnya. Namun, hal itu kembali lagi kepada kita di dalam mensiasatinya. Memang tak dapat kita pungkiri bahwa penentuan kesembuhan mutlak di tangan Yang Maha Kuasa, sedangkan usaha ada pada diri kita sebagai makhluknya. Tak kan mungkin akan didatangkan kesembuhan sehingga menjadi sehat apabila penyakit yang kita rasakan terus saja kita biarkan begitu saja. Untuk itu, perlu adanya solusi yang tepat.