Lihat ke Halaman Asli

Diatas Wastapel dan Kompor Demi Berita Kompasiana.Com

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hampir setiap kita mungkin tak ingin tertinggal satu informasipun setiap harinya. Apakah itu berupa berita politik maupun berita berita ringan yang menyegarkan. Di Kompasiana kita bisa mendapatkan segalanya. Ada sekedar berita ringan tentang pengalaman pribadi, ada pula berita tentang politik terkini. Semua terpapar begitu bebasnya dalam tulisan media warga. Reportase yang disampaikan juga menggunakan bahasa dan peribahasa yang teramat sangat beragam. Tinggal bagaimana kita mampu secara cerdas memilah dan memilih berita apa yang akan kita baca sesuai kebutuhan.

Kadang ada berita tentang sejarah, ilmu pengetahuan dan sebagainya yang bisa memperluas pengetahuan kita. Hanya saja memang kadang kita sulit untuk memastikan apakah berita yang disampaikan valid atau hanya sebuah paparan tanpa sumber yang jelas.

Saya setiap hari hampirbisa dipastikan akan membuka Kompasiana. Apakah sekedar membaca ataupun menulis. Kalau saya memasukkan tulisan, biasanya saya akan mengikuti indeks tulisan saya berada pada posisi mana. Rasanya ada sebuah kebanggan ketika karya yang kita buat diberikan apresiasi oleh orang banyak dengan menempatkannya pada trading topic ataupun headline. Untuk itulah saya setiap hari berusaha menulis untuk bisa bersaing memperebutkan setiap posisi itu.

Inilah yang kemudian mendasari kejadian aneh yang kami alami beberapa hari terakhir. Saya dan istri ketepatan sedang kehabisan paket data internet di android yang kami punya. Maka, mau tak mau kami harus pakai hot spot tetangga belakang rumah. Namun untuk mendapatkan sinyalnya kami harus berada di dapur. Hot spot ini bisa kami jangkau karena sang pemilik telah memberikan kami poassword untuk koneksinya. Kamipun bersemangat setiap berada di rumah untuk berebut mengambil tempat terbaik untuk “menangkap” sinyal.Yang termasuk tempat dengan sinyal terkuat yaitu di atas wastapel tempat kami mencuci piring dan juga diatas kompos gas. Sehingga dengan amat terpaksa kami harus berada disana hanya demi update Kompasiana atau media social lainnya.

Diawal kami tertawa dengan kejadian ini, namun beberapa hari berlalu kami semakin terbiasa. Hingga akhirnya setiap kali berada di rumah, kami akan mangkal di lapak masing masing untuk menikmati berselancar dunia maya. Kadang ketika kami menyadari kekonyolan itu kami pun tertawa bersama.

Itulah kisah indah yang tak kan kami lupakan demi sebuah Kompasiana.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline