Lihat ke Halaman Asli

FX Aris Wahyu Prasetyo Saris

Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Siap Mengambil Risiko, Siap Naik Kelas Kehidupan!

Diperbarui: 29 April 2024   07:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Risiko menjadi tantangan dalam hidup. Sumber: https://www.parentsatwork.com/post

Hellen Keller, penulis dan pembicara ulung, menegaskan, "Jaminan adalah sesuatu yang nyaris seperti takhayul. Tidak ada jaminan di alam ini, juga tidak ada anak-anak manusia yang mengalaminya secara keseluruhan. Pada hakikatnya, menjauhi bahaya tidak lebih aman dibandingkan dengan terpapar bahaya sekaligus. Hidup adalah petualangan yang penuh keberanian atau sama sekali bukan." Hidup tak akan lepas dari risiko-risiko, maka semua kembali pada diri masing-masing berani atau tidak mengambil risiko demi kehidupan yang lebih baik.

Seringkali kita mendengar banyak cerita tentang dilema antara kerja dan keluarga. Jika kedua orang tua bekerja, perhatian dan pendampingan ke anak akan kurang bahkan bisa jadi agak terlantar. Jika anak dititipkan atau diasuh orang lain, jangan-jangan pola asuhnya tidak sesuai dan agak terabaikan. Namun, jika salah satu dari orang tua saja yang bekerja, pastinya penghasilan keluarga lebih rendah jika keduanya bekerja. Ada pilihan-pilihan yang memiliki dampak risiko di dalamnya dan kita harus memilihnya.

Risiko sejatinya bukanlah hal yang negatif, justru risiko menjadi kesempatan setiap pribadi untuk berpikir jernih dan menimbang secara bijak segala sesuatu yang akan diputuskan dan dilakukan. Lebih dari itu, risiko seringkali menjadi tantangan dalam hidup yang mengarahkan setiap pribadi pada kualitas hidup yang lebih tinggi sehingga membutuhkan keberanian untuk memutuskannya dan keuletan untuk melaksanakannya.

Mengambil risiko sebagai kesempatan untuk hidup yang berkualitas. Sumber: https://everydaypower.com

Tatkala risiko diambil, maka konsekuensi nyata dalam hidup segera mengalir dan harus dijalani. Ketika saya akan membangun habitus datang awal di kantor, sekitar 45 menit sebelum jam kantor, maka saya siap untuk bangun sangat pagi untuk menyiapkan segalanya. Ketika saya memutuskan untuk pelayanan sosial dan religi, padahal di sisi lain saya dihadapkan pada pekerjaan dan keluarga, maka saya harus siap menata waktu dan energi untuk semua itu.

Sesungguhnya risiko memberikan peluang yang besar bagi kita, untuk berkembang dan mengembangkan diri seluas-luasnya. Seperti halnya orang sekolah, ada waktunya naik kelas atau tingkat, begitu pula risiko menjadi sarana yang baik untuk naik kelas kehidupan ini. Hidup terus berjalan, dunia terus berkembang, maka manusia tidak akan bisa lepas dari perputaran itu.

Mau tidak mau, suka tidak suka, setiap pribadi harus terlibat di dalamnya. Menjauhi risiko dan memilih aman, sejatinya sudah siap untuk tertinggal jauh dari perkembangan dunia. Sebaliknya, siap mengambil risiko dalam hidup, berarti siap dengan tantangan baru dan siap dengan kelegaan dan kegembiraan tatkala bisa melewatinya. Kegagalan pun tak akan lepas dari risiko. Namun, kegagalan bukanlah akhir dari sebuah kehidupan, kegagalan hanyalah bagian dari proses kehidupan, khususnya menjadi bagian dari keberanian mengambil risiko.

Akhirnya, kemauan dan kemampuan mengambil risiko senantiasa menjadi bagian dari kualitas hidup. Lari dari risiko, menghindar dari tantangan hidup, bukanlah pilihan yang tepat untuk hidup yang lebih baik, justru akan menghadirkan kesulitan-kesulitan hidup yang akut di kemudian hari.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline