Lihat ke Halaman Asli

FX Aris Wahyu Prasetyo Saris

Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Pendidikan Humanis (17): Movie Class, Ekspresifnya Pembelajaran

Diperbarui: 21 September 2021   08:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku #The_Educatorship, 2016.

Hidup adalah film terhebat yang disutradarai oleh Sang Pencipta. Kelas adalah film terunik yang distrudarai oleh guru. Saatnya kelas menjadi media berekspresi dan mengapresiasi tentang hidup itu sendiri.

"Cut... cut... cut.... Mana ekspresinya?" Ini bukan iklan tapi merupakan salah satu kejadian di suatu pojok sekolah di suatu sore. Tampak sang sutradara merasa kurang puas dengan adegan perkelahian dalam suatu scene film yang sedang dibuat itu sehingga sutradara meminta adegan itu diulang kembali dengan lebih ekspresif seperti yang diarahkan sang sutradara.

Rupanya sutradara dalam film yang sedang dibuat itu bukanlah Rudi Sudjarwo atau pun Hanung Bramantyo yang sangat terkenal itu tetapi seorang siswa yang dipercaya oleh teman-teman kelasnya untuk mengarsiteki film yang sedang digarap oleh kelas itu. Film itu nantinya akan diputar menjelang akhir semester kenaikan kelas sebagai tugas akhir.

Masing-masing kelas sudah mulai merancang film itu sejak pertengahan semester satu sehingga mereka memiliki waktu yang cukup panjang untuk menggarap film yang berdurasi 75 -- 90 menit itu. 

Melihat perjalanan pembuatan film itu sungguh mengharukan sekaligus membanggakan. Mereka benar-benar merasakan perjuangan yang nyata dalam menggarap film dengan segala lika-likunya. Pastinya, di balik film yang mereka hasilkan memiliki suka dan duka tersendiri.

Pada saat mereka mulai membentuk crew film sebagai langkah awal begitu menarik. Mereka mulai membayangkan bahwa kelas adalah sebuah rumah produksi film yang memiliki sutradara, produser, penulis naskah, kameraman, penata musik, editor film, dan masih banyak lagi yang punya job description tertentu. Kelas tampak sibuk sekali menentukan orang-orang yang tepat untuk posisi-posisi yang ada. Itu semua merupakan sebuah proses diskusi yang menarik demi mensukseskan produksi film kelas mereka.

Setelah rumah produksi mereka beres dengan personel-personel untuk berbagai posisi yang dibutuhkan, mereka mulai brainstorming tentang film itu sendiri, seperti jenis film dan tema yang mau diangkat. 

Apakah film mereka akan menjadi film serius, humor atau yang lain? Apakah tema film itu percintaan, perjuangan, mafia, horor, dan masih banyak lagi?

Langkah-langkah pembuatan film terus mereka jalani dalam rumah produksi itu, seperti penulisan naskah, casting, penentuan setting, persiapan shooting,  melakukan shooting itu sendiri, edit film, dan evaluasi hasil akhir menjelang penayangan. Benar-benar sebuah proyek yang membutuhkan koordinasi dan komunikasi yang baik.

Berorientasi Pada Proses 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline