Lihat ke Halaman Asli

Menghilangnya Tradisi Tiup Lilin Perayaan Ulang Tahun

Diperbarui: 5 Februari 2023   15:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tiup lilin seolah menjadi wajib saat perayaan ulang tahun. Rasanya belum lengkap jika ulang tahun belum tiup lilin. Hal unik lagi, banyak orang yang ingin makan kue pada perayaan ulang tahun, kue dari perayaan ulang tahun diyakini seolah lebih nikmat. Maka banyak orang yang rela menunggu momen ulang tahun seseorang untuk menikmati kuenya. Perayaan ulang tahun walaupun sederhana, setidaknya perlu roti atau apapun yang menjadi simbolis sebagai kue dan pasti dirayakan dengan tiup lilin. Tak lupa memanjatkan doa sebelum akhirnya lilin ditiup hingga mati.

Fenomena Tiup Lilin yang Hilang

Tapi tanpa disadari, tradisi tiup lilin kini sudah bergeser. Hal tersebut diawali dengan meningkatnya pandemi covid-19 yang melanda dunia. Wabah virus yang menular melalui udara dan menyerang saluran pernapasan tersebut membuat tradisi tiup lilin secara tidak langsung diharamkan.

Tradisi tiup lilin bergeser menjadi tiup lilin digital. Hal tersebut terbukti transformasi digital dipaksa untuk menggantikan semua hal yang tak bisa dipaksa menjadi bisa. Tiup lilin digital merupakan aplikasi berupa lilin menyala pada layar ponsel pintar lalu mati dengan sensor pada layar sentuhnya. Tiup lilin digital ini menjawab kebutuhan ketika pandemic covid-19 sedang tinggi-tingginya, semua aktivitas dibatasi, pertemuan diharamkan, sementara merayakan ulang tahun dilakukan melalui pertemuan forum virtual. Dan tiup lilin digital dengan gaya virtual pun menjadi pilihan.

Setelah Indonesia berhasil perlahan berdamai dengan pandemi, aktivitas tatap muka mulai diterapkan. Bahkan Presiden Republik Indonesia telah mengumumkan untuk pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM dicabut pada akhir 2022. Semua kegiatan kembali normal, tapi tidak untuk tradisi tiup lilin. Tradisi tiup lilin pada perayaan ulang tahun kini bergeser menjadi "kipas-kipas lilin" atau "kibas-kibas lilin".

Walaupun demikian, beberapa penelitian telah mengkritisi tradisi tiup lilin para perayaan ulang tahun. Aksi tiup lilin yang ditancapkan pada kue ulang tahun membuat kue ulang tahun tidak higenis, dan dapat menularkan beberapa penyakit. Dengan bergesernya tradisi tiup lilin membawa dampak positif dari segi kesehatan.

Mengapa Tiup Lilin Menjadi Tradisi Setiap Perayaan Ulang Tahun?

Dilasir dari beberapa laman, tiup lilin berawal dari persembahan bangsa Yunani Kuno dalam berdoa, lilin yang dinyalakanya menjadi simbol cahaya bulan, sementara lilin yang ditiup akan menghasilkan asap yang dipercaya dapat melangitkan doa untuk para dewa yang mereka imani. Beberapa sumber juga mempercayai tradisi tiup lilin pada perayaan ulang tahun berawal dari Jerman. 

Tiup lilin menjadi perayaan ulang tahun anak-anak di Jerman lalu menyebar luas ke Amerika. Beberapa kepercayaan juga meyakini menyalakan lilin pada perayaan ulang tahun untuk  menjaga anak dari roh jahat yang mengganggu dihari kelahiran anak tersebut. Sang anak bisa meniup lilin di malam hari setelah hari ulang tahunnya akan segera berakhir.

Meluasnya tradisi tiup lilin membuat maknanya pun bergeser. Masyarakat Indonesia menjadikan tiup lilin pada perayaan ulang tahun hanya sebagai simbol perayaan, tanpa meyakini suatu kepercayaan. Tradisi berdoa sebelum tiup lilin pun dipanjatkan pada Tuhan yang mereka imani.

Jadi, bagaimana menurutmu pergeseran tradisi tiup lilin hingga menjadi kipas lilin dalam perayaan ulang tahun?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline