Wahai Rasul, kutemukan engkau hidup dalam jiwaku
tiadamu tak pernah tiada
sebab kau selalu lekat dalam dada
aku memang bukan Umar, sang sahabat yang tak merela kepergianmu
tetapi, seakan aku bagai Umar, tak terima tiadamu
Tuhan, ampunkan aku
bukan tak rida terhadap garis takdir-Mu
rindu ini terlalu berat pada kekasih-Mu yang selalu kurindu
biarkan rasa ini berkecamuk di hati, bukankah Kau rida pada kecintaan ini?
Ya Rasulullah ...
sorot matamu menerawang cinta