Lihat ke Halaman Asli

M. Ali Amiruddin

TERVERIFIKASI

Penulis Biasa

Ketika Suami Harus Menggantikan Peran Istri, Ayah pun Menjadi Ibu

Diperbarui: 31 Oktober 2020   19:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Ayah rumah tangga (tirto.id)

Judulnya sepertinya bombastis ya? Karena pasti terasa aneh, siapa saja yang merasa dirinya seorang ayah, tiba-tiba menjadi ibu, apa yang terjadi?

Sepertinya setiap orang akan mafhum, setiap pasangan memiliki kehidupan yang bisa jadi sama antara satu keluarga dengan keluarga lainnya. Tapi, tidak sedikit yang harus menjalani kehidupan yang berbeda. Seperti ketika sang suami tidak mampu lagi bekerja, maka peran dirinya terpaksa digantikan oleh sang istri. Sehari-hari istri membanting tulang dan memeras keringat untuk mencari rezeki. 

Hal tersebut terjadi bisa jadi karena suami baru saja terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) jadi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sang istri terpaksa menjadi tulang punggung keluarga. Meskipun ketika peran itu tertukar, rasa-rasanya pihak istripun akan merasa lelah dan jenuh jika harus menanggung beban keluarga.

Contoh lain pertukaran peran itu bila sang istri jatuh sakit, lumpuh atau mengalami kematian, sedangkan sang suami belum mencari pengganti yang baru, maka sudah pasti peran istri digantikan sang suami. Bagaimana ia harus mengurus anak-anaknya, seperti memasak, mencuci pakaian, dan segala tetek bengek urusan dapur pastilah dikerjakan sang suami. 

Pada posisi ini bukan karena paksaan, tapi memang kerelaan dan tuntutan atas ketiadaan istri. Jika sang suami memang orang cukup budget, maka tidak sulit mencari asisten rumah tangga. Namun, jika kehidupannya pas-pasan, maka ia harus siap-siap menghandel semua pekerjaan rumah dari bangun hingga tidur  lagi.

Istri Merantau Ke Luar Negeri, Suami Menjadi Ayah Rumah Tangga

Inilah kisah nyata yang kami alami, di mana tiga tahun yang lalu sang istri nekat merantau ke luar negeri. Alasannya ingin mencari kehidupan yang lebih baik di perantauan. Ada yang yang menyebutnya mengubah nasib dengan mencari penghasilan yang tinggi.

Kisah ini tentu banyak yang dialami keluarga lain, dan keluarga kami salah satu yang ternyata harus menerima kenyataan berpisah jarak yang sangat jauh gegara urusan ekonomi.

Apa yang terjadi ketika sang istri merantau? Terus terang, awalnya tidak percaya kenapa harus mengerjakan semua pekerjaan rumah. Saya sempat panik, kira-kira bisa nggak mengerjakan semuanya. Alasannya saya adalah seorang pegawai negeri sipil dengan rutinitas pekerjaan yang berat, sedangkan anak-anak berjumlah 3 orang juga masih mengenyam pendidikan.

Rasanya berat sekali ketika awal-awal menjalani semua. Bahkan tidak sedikit keluh begitu saja lahir dari batin, rasa-rasanya nggak kuat jika harus menjalani.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline