tak ada jalan pulang di kelokan itu, sayang
hanya orang-orang lalang menghilir lenggang
tak usah resah pada bayang yang rebah
sebab kisah takkan usai dalam tilasnya
tak ada kelokan di jalan itu, sayang
hanya punggung-punggung tak bernama
hanya bayang-bayang memanjang
hanya derap tak berenda
menisankan selusin angka yang kian asing
jalan yang disulam dari benang labalaba
berdirilah, dekap semilir
setenang dinihari
gumamkan balada air dan lihatlah
munajat yang tergeletak pada nada ketujuh
melangkahlah, mengertilah tentang angin
dan gunung-gunung yang murung
dalam gagap kota-kota