Lihat ke Halaman Asli

Sucahya Tjoa

TERVERIFIKASI

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Mengintip Perkembangan Teknologi Kapal Induk Tiongkok dalam Rangka Menangkal AL-AS

Diperbarui: 22 November 2017   22:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: CNN.com

Pada masa kini kapal induk telah menjadi alutsista yang sangat berperan dalam menekan negara-negara dengan angkatan lautnya, karena daya tempur yang super kuat dari alutsista ini.

Pada 8 Nopember lalu, Armada ke-7 AL-AS merilis sebuah informasi bahwa dari 11-14 Nopember, tiga gugus tempur dari USS Ronald Reagan, USS Nimitz, dan the USS Theodore Roosevelt telah mengambil bagian dalam latihan militer di Samudra Pasifik Barat. Merupakan suatu kejadian langka jika terjadi latihan dengan dua kapal induk, tapi kini justru melakukan latihan bersama dengan 3 gugus kapal induk sekali gus.

Pada 8 Nopember Komandan Armada Pasifik AS, Scott Swift melaporkan: Ini merupakan yang pertama kali dalam sepuluh tahun belakangan ini AL-AS mengadakan latihan besar di Pasifik Barat.

Presiden AS, Donald Trump mengatakan bahwa pergelaran kapal induk ini untuk menampilkan kekuatan AS bagi dunia.

Pada 7 Nopember Trump mengatakan:  Saya pikir kita menunjukkan kekuatan besar. Tidak pernah ada kekuatan seperti itu. Anda tahu kita mengirim tiga kapal induk terbesar di dunia, dan sekarang mereka diposisikan. Dan kita memiliki kapal selam nuklir.

Menurut beberapa opini publik, tindakan besar semacam ini hanya akan menimbulkan ketidak amanan dan ketidak stabilan di kawasan ini.

Dihadapkan pada situasi keamanan tetangga yang kompleks, penguatan pembangunan angkatan laut sangat penting untuk menjaga keamanan nasional dan stabilitas regional bagi negara-negara di sekitar kawasan tersebut. Tidak terkecuali dengan Tiongkok yang kini sedang dalam keadaan yang memugkinkan untuk itu.

Dalam beberapa tahun terakhir, dengan terus menguatnya kekuatan ekonomi dan nasionalnya yang komprehensif, Tiongkok telah memasuki dalam zaman pembangunan kapal induk, dan mendapatkan banyak perhatian dan sorotan dari dunia luar.

Dari mulai pertama kali memodifikasi kapal induk "Varyag" ex. Uni Soviet yang dibangun di Ukraina pada tahun 1980an. Pada tahun 1998, setelah jatuhnya Uni Soviet, Tiongkok membeli rangka kapal induk yang belum selesai itu seharga $ 20 juta melalui perantara, yang berpura-pura akan menggunakan kapal tersebut untuk sebuah kasino terapung di Macau. (Beijing khawatir bahwa membeli kapal induk tersebut akan memusuhi Amerika Serikat.)  Masuk dalam jajaran AL-PLA (Tiongkok) dengan nama "Liaoning" (nama provinsi Tiongkok di timur laut).

Dari sejak modifikasi ini para peneliti Tiongkok tampaknya telah belajar banyak dan dengan kerja keras untuk menyerap pengalamannya, sehingga membuat banyak terobosan-terobosan dan prestasi. Sehingga membawa Tiongkok selangkah lebih dekat untuk mejadi negara militer kuat.

Pada 1 November lalu, website Inggris "Diplomacy & Defense" di Hong Kong menurunkan sebuah artikel dengan judul: "Terobosan untuk Sistem Peluncuran Jet Paling Maju yang digunakan pada kapal induk kedua Tiongkok yang dibuat dalam negeri  di Tiongkok" (Breakthrough to power most advanced jet launch system on China's second home-grown aircraft carrier), menyebabkan suatu diskusi hangat. Artikel tersebut mengutip sebuah informasi yang menyebutkan bahwa terobosan teknologi dalam sistem propulsi kapal memberi mereka sebuah kemungkinan: bahwa kapal induk kedua Tiongkok juga dapat menginstalasi sistem peluncuran jet pada kapal induk terbaru - Electromagnetic Aircraft Launch System (EMALS) tanpa menggunakan daya nuklir.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline