Lihat ke Halaman Asli

Maisuna Kundariati

Pelajar/Mahasiswa

Dukung Indonesia Bebas Sampah, Departemen Biologi Universitas Negeri Malang Adakan Pelatihan Pengolahan Sampah Berbantuan Maggot di SD Negeri 5 Lawang

Diperbarui: 2 Maret 2023   10:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

DUKUNG INDOESIA LESTARI, JURUSAN BIOLOGI UNIVERSITAS NEGERI MALANG MEMBERI PELATIHAN PEMBUAYAN PUPUK ORGANIK BERBATUAN MAGGOT DI SD NEGERI 5 LAWANG

Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Jurusan Biologi Universitas Negeri Malang mengadakan pelatihan pembuatan pupuk organik berbantuan maggot di SD Negeri 5 Lawang.

Maggot BSF (Black Soldier Fly) adalah larva dari jenis lalat besar berwarna hitam yang terlihat seperti tawon. Kegiatan ini dilaksanakan oleh dosen dan mahasiswa Jurusan Biologi Universitas Negeri Malang, Prof. Dr. Fatchur Rohman sebagai ketua pengabdian, Dr. Sitoresmi Prabaningtyas, M.Si., Dr. Drida Kunti Setiowati, M.Si. serta dua mahasiswa Maisuna Kundariati dan Ahmad Imam Nurdin.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilasanakan pada Sabtu, 6 Agustus 2022 di Aula SD Negeri 5 Lawang dengan dihadiri siswa kader Adiwiyata dan guru-guru SD Negeri 5 Lawang. Keseluruhan peserta pengabdian sebanyak 25 orang.

dokpri

Tim Pengabdi memberikan seminar mengenai jenis-jenis sampah yang disampaikan oleH Dr. Frida Kunti Setiowati. Pemahaman jenis sampah ini penting karena menjadi dasar pemilahan sampah dan tindakan lanjutan menaganan sampah. "Sampah harus dipilah berdasarkan asal bahannya, ada sampah organic seperti sisa sayuran, sampah anorganik seperti sampah plastic, kaleng, dan kaca. Sampah organik nantinya bisa diolah menjadi pupuk organik sedangkan sampah anorganik bisa didaur ulang atau dibuat kerajinan", tutur alumni Universias Brawijaya Malang ini.

Materi kedua mengenai agen pengurai sampah organik. "Sampah memiliki agen pengurai seperti jamur, bakteri, dan serangga. Serangga bisa menjadi vektor bakteri yang selanjutnya menguraikan sampah organik", tutur Dr. Sitoresmi Prabaningtyas, dosen Mikrobiologi Universitas Negeri Malang.

Pemanfaatan maggot sebagai agen pengurai sampah disampaikan oleh Prof. Dr. Fatchur Rohman, M.Si. "Maggot BSF bisa mengurai sampah organik dengan efektif, dalam 24 jam larva BSF bisa mengurai 5 kg sampah. ", tutur guru besar bidang Ekologi Universitas Negeri Malang ini.  Prof. Dr. Fatchur Rohman, M.Si., juga menyampaikan harapannya terhadap kegiatan pengabdian yang dilakukan. Ia berharap kegiatan ini dapat menginisasi program usaha di SD Negeri 5 Lawang dan menjadi solusi permasalahan sampah di SD Negeri 5 Lawang dan sekitarnya. Ia juga menyampikan kontinuitas dan komitmen budidaya magot menjadi kunci utama keberhasilan usaha ini.

Kegiatan pengabdian ini memberikan pengetahuan sekaligus pelatihan kepada siswa kader Adiwiyata dan guru di SD Negeri 5 Lawang mengenai budidaya maggot BSF. "Kegiatan ini banyak memberikan manfaat kepada kami, siswa mendapat ilmu pengetahuan baru mengenai maggot. Semoga kegiatannya berjalan lancar dan kerja sama dengan Universitas Negeri Malang tetap terjalin, tutur Nanik Indra, S.Pd., PLT SD Negeri 5 Lawang.

Luaran  kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini yaitu membuat media dan tempat pengembangbiakan maggot BSF hingga memperoleh pupuk organik siap pakai. Kegiatan ini sepenuhnya didukung dan disponsori oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Malang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline