Lihat ke Halaman Asli

Hijrahku di Pesantren Kilat

Diperbarui: 12 Januari 2021   21:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi ini , langit begitu cerah, awan terlihat putih bersih dan   mentari pagi mulai menampakkan sinarnya, aku terduduk di sofa  teras depan rumahku,sambil   menatap jauh ke depan memandang indahnya alam desaku . Pemandangan yang sangat luar biasa,hamparan sawah yang luas dan menghijau dengan benih padi yang baru di tanam. Di sekelilingnya berjajar bukit barisan,sehingga menambah keindahan suasana pagi ini.

Sembari duduk di kursi  teras rumah, pandanganku jauh menerawang pada masa silamku, semasa aku masih sekolah di sebuah madrasah aliyah negeri. Aku sosok gadis yang lugu dan tidak banyak bergaul, apalagi dengan para lelaki. Waktu itu aku hanya punya teman beberapa orang saja yang dapat aku percaya. Aku gadis yang agak tertutup , tapi cukup bisa menyesuaikan diri dengan orang lain walaupun aku tidak terlalu suka bergaul.Namun, banyak juga yang senang berteman denganku, karena aku sedikit humoris juga dan suka bercanda.

Aku tidak tau kenapa aku selalu grogi dengan anak laki-laki waktu itu, dan berdekatan saja membuat aku risih, meski sesekali aku bisa juga bercanda, itu hanya terbatas  di lokal bersama dengan teman-teman  lainnya. Mereka bahkan menyebut aku anak yang lugu dan lucu.

Sedangkan untuk teman-teman di luar kelasku aku tidak berani untuk bercanda, bahkan menegur mereka  pun  tidak aku lakukan, kecuali mereka yang  duluan menyapa ku. Pastilah aku jawab. Aku tetap berjalan seperti apa adanya, tanpa peningkatan, hingga aku naik ke  kelas 3.

Ketika aku  sudah duduk di bangku  kelas 3, aku diajak oleh  seorang  teman satu kelasku yang bernama Hengky  untuk mengikuti acara pesantren kilat ,

 Hengky bilang, " Sum, mau ndak ikut pesantren kilat ?"

Sebelum aku menjawab pertanyaannya, aku balik bertanya padanya ," Kapan acaranya Heng ?"

 Pada waktu libur semester", Jawab Hengky.

 "Oooh!" gumam aku sambil berpikir,mungkinkah aku mengorbankan waktu liburku ?

 Aku tidak langsung tertarik begitu saja dengan ajakan temanku tersebut. Aku kembali bertanya pada Hengky," Dimana acaranya ?"

"Di Mesjid,"  jawab Hengky, lalu aku bertanya lagi ,"berapa hari Heng ? "

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline