Lihat ke Halaman Asli

Mahfudz Tejani

TERVERIFIKASI

Bapak 2 anak yang terdampar di Kuala Lumpur

Berhari Raya dalam Wabah Melanda

Diperbarui: 23 Mei 2020   11:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

islamiffinder.org

Tahun ini, virus Corona telah mewabah ke seluruh dunia. Setiap negara terkait, membuat aturan dan kebijakan untuk mengekang wabah ini untuk terus menyebar dan memakan korban.

Mulai dari pembatasan pergerakan seseorang,   menjaga jarak posisi antar individu, memakai masker setiap berhubungan dan berinteraksi, hingga larangan pulang beraya di kampung.

Siapa sangka, makhluk  kasat mata ini, mampu menyekat hubungan sosial antar manusia. Siapa sangka, makhluk kecil ini mampu menampar kesombongan semua manusia.

Apa rencana Sang Pencipta, mengutus makhluk kecilnya kepada kita semua. Rahasia apa yang ingin disampaikan Sang Khaliq, dengan mengirimkan makhluk kasat mata ini.

Semua manusia dilanda ketakutan, semua negara dilanda kerisauan. Orang kaya tak berdaya, negara digjaya tak mampu berbuat apa. Hingga ekonomi dunia mengalami kemerosotan yang nyata.

Memaknai hari kemenangan setelah sebulan berpuasa. Apakah kita sudah menang sepenuhnya?  Apakah akal kita sudah mampu menaklukkan nafsu sepenuhnya? Apakah fikiran kita sudah tidak lagi diselimuti kekhawatiran tentang wabah ini?

Kita harus sama-sama muhasabah diri, bahwa sebenarnya kita kecil, tiada kuasa apa-apa di Hadapan-Nya. Lebih kecil dari butiran pasir dalam jagat raya ini.

Kekuasaan kita sebenarnya semu, yang bisa lenyap dalam hitungan waktu. Kekayaan kita tiada sebanyak mana, mengapa harus mempamerkan sambil membusungkan dada.

Kita harus menerima kenyataan, bahwa Idul Fitri kali ini dirayakan dalam serba keterbatasan. Terbatas pergerakannya dan membatasi diri dalam merayakan kemenangan.

Ini adalah pengalaman pertama semua orang,  melaksanakan perayaan agamanya dalan keadaan wabah melanda. Bisa jadi kita adalah pelaku sejarah, setelah wabah besar melanda seabad yang lalu.

Intinya lebaran kali ini, kita tidak kemana-mana, namun pintu kemaafan tetap harus terbuka. Dalam zaman ini, banyak cara bersilaturahim tanpa harus berhadap-hadapan langsung di depan kita. Kecanggihan teknologi banyak membantu menguraikan keterbatasan ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline