Lihat ke Halaman Asli

Karnoto

Me Its Me

Menjadi Sales Politik

Diperbarui: 7 November 2019   13:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi sales politik. (sumber: kompas)

"Kemauan keras adalah modal awal yang utama, sedangkan hal lainnya seperti skill dan pengetahuan hanyalah pendukung."~LISA KUNTJORO~ 

Kekuatan kader adalah aset paling berharga bagi sebuah partai, apapun partainya, apapun ideologinya. Oleh karena kader adalah aset maka selayaknya partai memberikan perhatian penuh terhadap perkembangan kader. 

Selain mengukuhkan eksistensi sebuah partai, kader partai juga menjalankan fungsinya sebagai sales politik. Merekalah yang melakukan "perang" darat dengan kompetitor dan merekalah yang paling merasakan dampak dari pertempuran tersebut sehingga  wajar jika para kader lebih emosional jika dibandingkan dengan elit yang jarang melakukan serangan darat.

Tidak heran pula, pertempuran darat yang dilakukan para kader partai sering berujung dengan perang fisik sesungguhnya. Disinilah mesin partai seharusnya mematangkan dan memberikan amunisi kepada kader sehingga tidak hanya bermodalkan fisik semata, tetapi ide, gagasan dan kreativitas termasuk perihal kedisiplinan.

Lebih kongkritnya, partai harus mempersiapkan secara matang tools-tools menjadi sales politik yang bisa dipakai oleh mereka sehingga di lapangan para sales politik tersebut mampu mengatasi dinamika dengan baik. 

ilustrasi sales. [sumber: positivelynaperville.com]

"Merekalah yang melakukan "perang" darat dengan kompetitor dan merekalah yang paling merasakan dampak dari pertempuran tersebut"

Menurut Lisa Kunjtoro, seorang pengusaha properti dalam bukunya Super Champion, ada empat hal yang harus dipersiapkan seorang sales yaitu, pertama seorang salles harus mengetahui secara pasti siapa yang akan ditemui, paling tidak tahu sedikit latar belakangnya.

Kedua, menyiapkan materi atau konten yang akan disampaikan, ketiga menguasai seluruh produk dalam hal ini adalah diri seorang politisi dan partai politik yang akan dijual dan terakhir memastikan penampilan diri sebaik mungkin sesuai dengan waktu, tempat, dan demografi audiens.

Para sales partai harus tahu betul seluk beluk partai, bukan hanya perihal lahir dan ketua umumnya melainkan isi dan platform partai itu sendiri sehingga bisa menjelaskan secara utuh tentang partai sebagai produk yang dijual kepada audiens dalam hal ini calon pemilih. Jika tidak maka hampir dipastikan dirrect selling yang kita lakukan akan gagal total. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline