Kita mengapresiasi bahwa kesadaran pemerintah desa akan kesehatan sudah menjadi kebutuhan pokok yang mendesak dan tingkat urgensinya menjadi skala prioritas . Membaca realita ini SMK Manuda menjadi lebih terpanggil untuk membakukan langkah yang bisa dilakukan untuk ikut berperan serta dalam pemberdayaan masyarakat khususnya dalam bidang kesehatan.
Lebih jauh, peran SMK seperti yang digadang oleh Presiden Jokowi untuk ikut bertranformasi menjadi pionir pemberdayaan masyarakat desa serta bisa mengadopsi kearifan lokal yang sangat strategis adalah penting. Lalu bagaimana caranya ? inilah PR besar kita wabil khusus para insan pendidik.
Apalagi, seiring majunya pola pikir masyarakat,sekolah eklusif laksana menara gading akan semakin dilupakan masyarakat. Karena masyarakat sedang menuntut peran yang nyata bagi kemajuan daerahnya, agar sekolah bersikap inklusif menjadi menara air.Konsep ini ,telah menginspirasi banyak perubahan yang dinamis.Diantaranya menjadikan sekolah sebagai sumber ilmu bagi pencerdasan masyarakat sekitarnya.
Sementara itu peran SMK semakin dipertajam, menurut presiden harus menjadi menjadi agen pembaharu di daerahnya. Kontek ini menjadi perwujudan revitalisasi yang dituangkan dalam sepuluh langkah revitalisasi SMK. Seperti yang termuat dalam buku revitalisasi SMK terbitan Dikbud 2017.
Sejalan dengan arah kebijakan presiden, SMK di daerah sangat berpeluang untuk ikut serta berpartisipasi. Kondisi ini secara ekplisit telah menciptakan kultur baru berupa keharusan agar sekolah ikut serta berperan serta dan menunjukkan kepeduliannya bagi lingkungan sekitar yang semakin terasa manfaatnya bagi masyarakat berupa pencerdasan lingkungan sekitar.
Sebuah gambaran nyata ,salah satu SMK yang telah melakukan fungsi yang seperti presiden harapkan agar berperan serta membangun daerah khususnya bidang kesehatan secara sederhana sudah ditunjukkan oleh SMK Ma'arif NU 2 Ajibarang (Manuda) yang telah menyelenggarakan program kegiatan pemberdayaan masyarakat berupa Penyuluhan DBD Model SMK Manuda ,di desa Karangtengah, kec. Cilongok kabupaten Banyumas,Jateng,yang dilakukan tanggal 25 Januari 2019 yang dibuka pukul pukul 13.00 W.I.B.
Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama sekolah dgn pemdes Karangtengah dan Puskesmas 1 Cilongok. Meskipun dalam cuaca yang kurang bersahabat ,dengan kondisi hujan namun acara ini tetap menarik , mampu memberikan manfaat kepada 30 an peserta dari perwakilan desa Karangtengah yang hadir mengikuti acara.
Berbeda dengan sekolah lain,bagi sekolah yang telah memperoleh juara 3 Olimpiade siswa Farmasi Indonesia se Jawa ini,lebih mendorong peran siswa dalam pemberdayaan masyarakat secara nyata . Sehingga dalam sesion presentasi pemberdayaan masyarakat ini justru menampilkan kepiawaian presentasi siswa. Mirip program pengabdian masyarakat seperti KKN yang biasa dilakukan mahasiswa perguruan tinggi .Untuk menjamin kelancaran dalam sesi tanya jawab didampingi oleh guru kesehatan serta didukung tenaga dari Puskesmas setempat.
Model penyampaian materi yang menarik dengan kolaborasi kompak menampilkan penyajian materi penyebab DBD yang disampaikan oleh siswa manuda jurusan keperawatan yang dilanjutkan dengan mekanisme pencegahan DBD dengan menggunakan tanaman sereh oleh siswa jurusan Farmasi. Dari pihak sekolah selain materi kesehatan juga menyampaikan Sosialisasi program sekolah & Ponpes oleh WKS Kesiswaan,Ulil Azmi,S.Pd.,M.Pd.
Selanjutnya materi lain yang sangat urgen berupa Sosialisasi HIV yang dibawakan oleh dr. Rizka dari Puskesmas 1 Cilongok,Banyumas.
Kemasan acara yang dipimpin oleh WKS Humas SMK Manuda , Saeful Azis,S.Pd ini ternyata cukup ragam bukan sekedar penyuluhan kesehatan namun juga menyajikan hiburan sebagai pra acara berupa pentas musik tradisional Banyumas " Kentongan " serta organ tunggal. Bahkan dilengkapi dengan penyelenggaraan cek kesehatan gratis untuk masyarakat desa oleh SMK Manuda.