Lihat ke Halaman Asli

Begitu Nggak PD-nya SBY, Sampai-sampai Nanya Apakah Seseorang Masih Mengenalnya

Diperbarui: 12 Februari 2017   18:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

SBY Sudah Nggak PD Sampai Tanya Memori Orang

Haduh SBY. Kok nggak PD banget sih. Baru kemarin sore jadi mantan, eh sudah sangat tersiksa dengan kesepian. Tersiksa dengan kehilangan. Tersiksa dengan tak adanya sanjungan.

SBY nggak PD. Ini sungguh-sungguh terjadi. Pak Beye bertanya kepada simpatisan AHY yang hadir tidak memenuhi lapangan GOR Soemantri Brodjonegoro Kuningan dalam kampanye akbar putaran terakhir. "Masih ingat saya?" tanya SBY.

Wow, jadi ingat Soeharto.  Mantan presiden kedua Republik ini. Bedanya, kalau kaitannya dengan Soeharto yang ditanya hanya soal kabarnya. Itu pun pertanyaan bukan berasal dari yang bersangkutan melainkan dari segelintir orang yang dulunya diuntungkan dengan berbagai kebijakan penguasa Orde Baru tersebut. Kita suka melihat stiker dengan kalimat tanya kurang lebih begini: Piye kabare le, isih enak jamanku to (Apa kabar nak, masih enak jaman saya memimpin kan?).

SBY sunggug nggak PD. Sampai-sampai pertanyaannya harus diulang dan ditekankan. He he he.

Belakangan ini SBY mewarnai khazanah perpolitikan tanah air. Tapi sayangnya kehadirannya tidak begitu diperhitungkan. Karena itu wajar jika SBY menanyakan apakah seseorang masih mengenalnya. Untunglah orang-orang yang hadir menjawab: masih mengenalnya.

Tentu saja masyarakat sangat mengenal beliau. Dan mungkin tidak akan pernah melupakannya. Memori masyarakat pasti akan mencatat untuk selama-lamanya terhadap semua catatan kepemimpinan Anda. Aduh, amat disayangkan. Masyarakat banyak mencatat ingatan negatif terhadap kepemimpinan  Anda pak SBY. Soal korupsi yang masif terjadi dalam kurun kepemimpinan SBY.

SBY secara tergesa-gesa hendak mencoba membangun dinasti kekuasaan.. Sayangnya sepertinya usaha Pak Beye itu akan mengalami kegagalan. Anak sulungnya yang baru mau mekar, baru mengenal dunia militer kebangsaan namun belum tahu  politik dicoba untuk terjun ke kancah politik kekuasaan. Dalam beberapa hal AHY memang bisa beradaptasi dengan cepat namun dalam hal lain putra mahkota SBY itu tak sanggup mengikuti perjalanan politik praktis.

SBY juga gagal membuat topeng baru, sebab topeng lama sudah terbonmgkar. Dulu rakyat bisa tersihir oleh pencitraan SBY, sekarang kehadiran SBY menjadi bahan tertawaan.

Apa pun yang SBY lakukan sudah pasti hanya dianggap orang sebagai modus. Lah, memang begitu kok.

Sebaiknya dia belajar kepada Habibie.***




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline