Lihat ke Halaman Asli

mad yusup

menggemari nulis, membaca, serta menggambar

Donor Kembali di Tengah Status (Masih) Pandemi

Diperbarui: 19 Mei 2022   21:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi

Bukan karena ada pesan WhatsApp yang masuk selepas salat Jumat dari Unit Donor Darah (UDD) PMI Kota Bogor terkait Piagam Penghargaan yang penulis terima, justru niatan untuk kembali berdonor darah malah datang dari seorang teman saat bertemu waktu salat Jumat yang minta diantar berdonor darah untuk pertama kali. Pucuk dicinta ulam tiba. Sebuah kebetulan yang tak terduga.

Sang teman -yang usianya sudah sama-sama lebih dari setengah abad- itu merasa tertarik ketika kita sering berbincang usai salat Asar di masjid pada bulan puasa kemarin. Kala itu penulis hanya cerita tentang kondisi kesehatan yang justru tambah bugar selama ikut donor darah dan keprihatinan selama pandemi dengan ketersediaan stok darah untuk mereka yang membutuhkan. Sebab sejak merebaknya Covid-19 dengan ragam variannya, penulis pun tak berani datang ke Kantor PMI Kota Bogor untuk berdonor darah. Kecuali sudah tuntas divaksin.

Sang teman yang belum pernah donor darah itu, mengungkapkan niatnya jika PPKM usai akan ikut donor darah. Akhirnya setelah vakum hampir dua tahun, dia seolah mengingatkan untuk kembali berdonor darah. Apalagi sudah lengkap divaksin sampai booster.

                                                    ***

Awal Oktober 2014 adalah pertama kalinya penulis ikut donor darah pada acara kegiatan bakti sosial perusahaan. Jenis kegiatan yang juga bisa disebut pertama kalinya oleh perusahaan tempat bekerja itu. Sebab selama ini bakti sosial lebih berkutat pada anak jalanan, panti sosial/jompo, dan Sekolah Luar Biasa (SLB). Sayangnya kepesertaan aksi donor darah di lingkungan kerja itu lambat laun sepi peminat. Penulis sendiri akhirnya menjadi pendonor darah 'mandiri' alias jalan sendiri, apalagi setelah tak lagi bergabung dengan perusahaan.

Sejujurnya penulis kagum dengan sosok Guntur Santoso, ketika terpilih sebagai Ketua Himpunan Alumni Kesatuan (HAK) pada tahun 2004 yang menjadikan aksi donor darah sebagai agenda rutin kegiatan sosial para alumni yang berkesinambungan. Mengutip dari harian Kompas, Penggerak Donor Darah Alumni Kesatuan, edisi 29/5/2015, Guntur Santoso telah membuat gebrakan yang menurut Direktur UDD PMI Kota Bogor (saat itu), Sri Pinantari Hanum, merupakan satu-satunya kegiatan donor darah di lingkungan alumni sebuah sekolah di Kota Bogor yang menyelenggarakan donor darah secara rutin dan tidak terputus selama sepuluh tahun.

Kegiatan itu berawal dari keprihatinan Guntur Santoso waktu mendengar akan penerimaan dan kebutuhan darah yang tak berimbang, terutama pada bulan puasa di mana jumlah donor darah berkurang sementara kebutuhan akan darah pada saat Lebaran cukup banyak.

Keprihatinan yang sama penulis rasakan ketika wabah pandemi Covid-19 mengharuskan setiap orang bekerja dan belajar di rumah. Bagaimana dengan ketersediaan stok darah? Sementara PPKM membuat kita tidak bisa kemana-mana. Membatasi segala aktifitas yang melibatkan kontak fisik.

Menurut Ketua PMI Kota Bogor, Edgar Suratman pada acara kegiatan donor darah hari jadi komunitas lari Bogor Runners ke-8 di Kantor PMI Kota Bogor (29/8/2021), menyebutkan bahwa sejak pandemi Covid-19 kegiatan donor darah di Kota Bogor relatif menurun. Normalnya 3.000 orang kini menjadi 2.500 orang (https://kotabogor.go.id. edisi 30/8/2021).

                                                  ***

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline