Lihat ke Halaman Asli

Madu Aulia Dunya

Mahasiswa Nusa Putra

Hubungan Ekonomi Antara Indonesia dan Uni Eropa dengan Adanya IEU CEPA

Diperbarui: 23 Juni 2021   15:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Indonesia dan Uni Eropa telah membangun kerja sama sejak lama. Indonesia memiliki banyak sekali wacan-wacana kerja sama dengan berbagai pihak. Uni Eropa merupakan salah satu regional yang ideal sampai saat ini. Indonesia dan Uni Eropa telah menjalin hubungan sejak tahun 1967. Pada saat itu Uni Eropa sedang giat dalam memperluas anggota Uni Eropa sejak tahun 1957, sehinga hubungan Indoneseia dan Uni Eropa tidak berlangsung baik pada awalnya.

Sebuah riset menyatakan bahwa saat ini Indonesia sedang dalam proses negosiasi sebuah perjanjian dengan Uni Eropa yaitu Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA). Riset yang dilakukan oleh Centre for Strategic and Internasional Studies (CSIS) menyebut bahwa perjanjian ini resmi dimulai sejak 18 Juli 2016 dan sudah menyelesaikan sembilan putaran hingga akhir tahun 2020. Uni Eropa merupakan salah satu negara yang bermitra dagan dengan Indonesia. Perjanijian ini dilakukan dengan harapan akses produk ekspor Indonesia ke pasar Uni Eropa akan menjadi lebih terbuka dan dapat meningkatkan daya saing produk-poduk tersebut.

IEU CEPA membawa potensi besar dalam peningkatan intesitas perdagangan barang antara kedua perekonomian Indonesia dan Uni Eropa. Hal ini diindikasikan oleh Trade Complementary Index ekspor Indonesia dan impor EU yang relatif tinggi (0,6 dari1). Selain itu, terdapat sekitar 74% dari 500 produk utama ekspor Indonesia ke dunia merupakan impor utama Uni Eropa. Perekonomian kedua negara bukanlah pesaing secara langsung di pasar global sebagaimana ditunjukkan oleh Export Similarity Index yang relatif rendah. Uni Eropa cenderung mengekspror produk sektor sekunder yang berteknologi tinggi ke pasar Indonesia. Sedangkan, Indonesia cenderung mengekspor produk sektor primer ke pasar Uni Eropa. Tetapi hubungan perdagangan kedua pihak masih belum ideal karena produk Indonesia masih menghadapi beberpa hambatan, baik bersifat tarif maupun nontarif.

Dalam hubungan ekonomi antara Indonesia dan Uni Eropa perdagangan jasa juga merupakan salah satu aspek penting. Indonesia tetap mampu mencatatkan surplus dalam perdagangan jasa di sektor perjalanan yang mencapai sekitar 500 juta - 1,2 milliar serta di sektor hukum dan jasa manajemen sekitar 90 juta - 200 juta. Tetapi masih terdapat hambatan yang cukup tinggi dalam impor jasa. Hasil riset CSIS menunjukkan bahwa masih banyak permintaan kelebihan. Permintaan yang tidak dapat dipenuhi atas semua produk-produk jasa penting. Dengan adanya IEU CEPA ini akan membuka kesempatan bagi Indonesia untu memanfaatkan perdagangan jasa lebih optimal lagi.

Perjanjian IEU CEPA juga menempatkan bahwa investasi merupakan salah satu isu dan tujuan yang sangat penting dalam perjanjiannya. Investasi dari negara-negara Uni Eropa memberikan sekitar 18% untuk investasi Indonesia yang setara dengan USD 2,3 milliar. Dengan adanya perjanjian IEU CEPA ini diharapkan akan meningkatkan masuknya aliran investasi asing langsung ke Indonesia. Dengan IEU CEPA, perusahaan-perusahaan yang berinvestasi di Indonesia dapat mengimpor barang-barang input atau parts and components yang berkualitas dari Uni Eropa dengan lebih mudah dan murah. Pasar yang luas juga dapat dijangkau oleh perusahaan-perusahaan tersebut, oleh negara-negara ASEAN dan Asia Timur yang lain yang telah memiliki kerjasama perdagangan dan ekonomi dengan Indonesia.

Dalam upaya pemuliahan ekonomi di Indonesia akibat COVID 19 perjanjian ini semakin relevan. Ditengah-tengah ketidakpastian ekonomi dan tren proteksionisme perdagangan dunia, IEU CEPA berpotensi menjadi katalis dalam konteks reformasi indonesia secara komprehensif.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline