Lihat ke Halaman Asli

Merpati Yang Tak Kenal Poligami

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Merpati melambangkan banyak hal. Perdamaian misalnya. Merpati juga simbol cinta kasih. Namun, yang abadi, merpati adalah kisah panjang tentang kesetiaan cinta, cinta sejati.

Ia menjadi inspirasi kehidupan. Namun, meski lama menjadi suri tauladan umat manusia, misteri perilakunya masih sangat luas untuk dikaji lebih mendalam. Dari merpati kita bisa belajar banyak tentang arti mencintai, kesetiaan dan keikhlasan berbagi beban dengan pasangan.

Bayangkan, masa berpacaran, lalu mengucap janji setia, sampai akhirnya mati, semuanya tak hanya sekedar bunga kemesraan semata. Pasangan merpati melewati saat demi saat dengan selalu berdua. Bersama mereka mengerjakan tugas suami-istri, satu sama lain saling mendukung. Sungguh bikin iri kita, manusia.

Membuat sarang berdua

Ketika seekor merpati beranjak dewasa, ia mulai mencari pasangan lawan jenis. Seperti dilakukan oleh semua bangsa burung, jurus-jurus cinta dilakukan dengan berbagai cara untuk memikat calon pasangannya. Biasanya merpati jantan akan mengibas-ibaskan sayapnya, memamerkan keindahan bulu-bulunya, dan akan terus berusaha mendekat kemanapun si betina pergi.

Apabila cinta si jantan diterima, biasanya perilakunya akan semakin agresif, yakni dengan berusaha mencium si betina. Cara berciuman mereka agak mirip dengan cara berciuman manusia, saling mematuk dengan patukan yang penuh kelembutan.

Berbeda dengan hewan-hewan lain, burung merpati kurang suka berganti-ganti pasangan. Apalagi berpoligami. Sekali pilih pasangan untuk seumur hidup, kecuali bila ada salah satu yang mati terlebih dahulu. Atau dipisah kandang oleh si empunya, bila itu merpati piaraan.

Setelah menemukan pasangan yang saling suka, biasanya mereka akan segera membuat sarang. Aktivitas membuat sarang dilakukan dengan merajut lembar demi lembar rumput-rumput kering. Sarang dibuat di atas pohon yang rimbun untuk menghindari tetesan air hujan dan terik sinar matahari. Uniknya, jika pada burung lain, aktivitas membuat sarang biasanya dilakukan oleh si jantan saja, pada merpati, sang betina pun ikut repot membantu.

Nah, apabila sarang yang ideal sudah siap huni, berarti saatnya untuk melangsungkan pernikahan, eh perkawinan.

Masa-masa bulan madu

Masa-masa terindah dalam kehidupan sepasang merpati adalah masa-masa bulan madu. Mereka bersuka ria sepanjang hari dan beberapa kali melakukan aktivitas seksual, sebelum akhirnya si betina memasuki masa bertelur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline