Lihat ke Halaman Asli

Trimanto B. Ngaderi

Penulis Lepas

Dua Hari Raya, Dua Agama

Diperbarui: 22 Desember 2015   13:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

DUA HARI RAYA, DUA AGAMA

Oleh: Trimanto B. Ngaderi

 

 

Entah sebelumnya pernah terjadi atau baru kali ini, hari raya dua agama besar di dunia (Islam dan Kristen) terjadi beriringan yaitu 24 dan 25 Desember 2015, dan dua-duanya sama-sama peringatan hari kelahiran pembawa dua agama besar tersebut.

Entah hanya sebuah kebetulan belaka atau memang sudah menjadi perhitungan alamiah kalender, ketika kedua agama mesti melangsungkan perayaan dalam waktu yang hampir bersamaan.

Dalam rangkaian sejarahnya yang panjang, perjumpaan kedua agama di berbagai belahan dunia terjadi dalam situasi dan kondisi serta konteks sosial-budaya yang berbeda-beda. Ada yang berlangsung secara damai, alamiah, dan penuh persaudaraan. Tapi ada pula yang harus melalui konfrontasi, konflik, dan juga peperangan yang melelahkan.

Sejarah Perang Salib yang terjadi beberapa abad lamanya, merupakan pengalaman pahit kedua pemeluk agama dan sulit dilupakan hingga kini; walau di beberapa sisi peperangan tersebut juga membawa dampak positif baik dari segi ekonomi, sosial, dan budaya. Perang ini pula yang membawa kedua belah pihak bangkit dan memiliki kesadaran baru untuk mencoba mencari titik temu, kerjasama, dan kesalingpahaman.

Kontak menegangkan yang terjadi saat Perang Salib telah mengubah segalanya. Tatanan dunia baru muncul, komunikasi dan interaksi kian intensif, pertukaran dalam banyak hal sering terjadi (barang, jasa, iptek, tenaga kerja, dll). Inilah titik awal hubungan yang baik di antara keduanya.

 

Kerukunan Antarumat Beragama

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline