Lihat ke Halaman Asli

Rekam Jejak yang Payah

Diperbarui: 23 Maret 2021   00:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

@kulturtava


Kenapa harus aku, harus aku yang berbeda. Disabilitas ini sungguh menyulitkanku. Entah sudah berapa lama sebenarnya tersisih dan terasing. Menyimpan luka. Ada rekam jejak yang payah di dalam hati.

Tawa dan penerimaan seperti omong kosong. Apakah tak pernah benar-benar menerima keterbatasan. Terasa begitu sunyi, penuh duka luka. Bersama air mata. Menangis dalam diam.

Tanpa diinginkan, realita mampu membuat jarak pada hati. Karena ada rekam jejak yang payah pun merumitkan diri. Adakah benar-benar mampu mengapresiasi diri, menerima keberdaan diri seutuhnya.

Aku lelah. Ingin berjenti. Berhenti bertahan dalam harap.

***
Rantauprapat, 22 Maret 2021
Lusy Mariana Pasaribu




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline