Lihat ke Halaman Asli

Luqi Intalia

(Twolisan)

Riuh Candu Purnama

Diperbarui: 19 September 2022   12:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pinterest.com

Riuh Candu Purnama
Oleh: Luqi Intalia

Bersama gulita yang masih merapal elegi dengan fasih
Larutan netraku mengalir menyelami hawa perkabungan
Bergilir menjamu mesra dialegtika  yang pernah bersua
Dibawah purnama yang bengisnya menjampi ruang bahagia mesra

Kala itu,  terpilas sandiwara renjana
Hanguskan aksara; termaktub isak haru masa lalu
Berayun selaksa pisah menjadi palsu yang tabu
Meramu derap romansa semanis candu bahtera

Purnama tak jua menjura
Manis temaram malam itu;
Masih biaskan paras tampan-mu
Pada puing kayu berderet rapi; sosokmu masih terpatri

Menjadi saksi; pengukir abjad harsa yang kau eja
Masih terdawam di riwayat cendikia
Menjejal tawa; bersenandung semanis harsa
Kini hanyut; lapuk terseret usainya masa

Pada ruam temaram purnama
Yang riuh lajunya semanis hamparan bintang
Rasaku kian menggelora
Bahwa mengenangmu; adalah hal termanis dalam rasa KERINDUAN




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline