Lihat ke Halaman Asli

Luna Septalisa

TERVERIFIKASI

Pembelajar Seumur Hidup

Tetap Produktif Selama Pandemi dengan Dopamine Detox

Diperbarui: 8 Juli 2021   19:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi produktif | sumber gambar: Pexels/Nubia Navarro 

Sudah 1,5 tahun kita hidup dikepung pandemi. Banyak kegiatan atau agenda yang harus dilakukan secara daring demi menghindari penyebaran virus Covid-19. 

Para pelajar dan mahasiswa terpaksa menjalani sekolah dan kuliah daring. Begitu pula dengan beberapa karyawan yang harus menjalankan pekerjaannya dari rumah atau work from home (WFH).

Aktivitas yang lebih banyak dilakukan secara daring telah membuat kita banyak bersinggungan dengan smartphone dan koneksi internet. Hal ini menyebabkan adanya peningkatan waktu bermain smartphone dan internet sehingga menimbulkan kecanduan.

Mengutip dari laman health.detik.com (05/08/2020), sebuah studi yang dilakukan oleh dokter spesialis kejiwaan dari Siloam Hospitals Lippo Village, dr.Kristina Siste Kurniasanti, SpKJ dan tim kepada 2.933 remaja dan 4.734 orang dewasa berusia 20-40 tahun di 33 provinsi di Indonesia, menunjukkan bahwa tingkat kecanduan internet pada pada remaja meningkat 19,3% selama pandemi. Dengan durasi rata-rata yang dihabiskan untuk bermain gawai dan internet mencapai 11,6 jam per hari.

Kecanduan internet pada orang dewasa mengalami peningkatan sebesar 3% dari sebelum pandemi sehingga persentasenya menjadi 14,4% selama pandemi. Rata-rata durasi online orang dewasa berusia 20-40 tahun adalah 10 jam per hari.

Padahal kecanduan smartphone dan internet terbukti berdampak buruk bagi kesehatan mental dan penurunan imunitas tubuh.

Kehidupan di zaman modern ini memang tidak bisa dilepaskan dari penggunaan internet dan smartphone. 

Di satu sisi, smartphone bermanfaat sebagai alat komunikasi dan penunjang produktivitas. Sementara di sisi lain, smartphone dapat menjadi distraksi yang membuat seseorang sulit fokus bahkan kecanduan sehingga tidak produktif.

Saking asyiknya gulir (scroll) sana sini, dari media sosial satu ke media sosial lain, kita jadi menunda-nunda pekerjaan alias prokrastinasi. Akibatnya pekerjaan yang harusnya bisa diselesaikan pada hari itu menjadi terbengkalai.

Kecanduan ini sebenarnya bisa dicegah dengan melakukan dopamine detox. Nah, apa itu dopamine detox? Bagaimana caranya melakukan dopamine detox?

Dopamine Detox

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline