Lihat ke Halaman Asli

Lukman Hakim Dalimunthe

Founder Perpus Rakyat

Dua Resep Menu Berbuka Puasa Keluarga Komunis Indonesia

Diperbarui: 10 Mei 2020   17:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: jogja.tribunnews.com

Ramadan kali ini sungguh berbeda, wabah Covid-19 memaksa kita untuk berdiam diri di rumah dan menghindari keramaian. Biasanya, setiap malam setelah berbuka puasa, kita akan berangkat ke masjid atau mushalla untuk melaksanakan sholat tarawih dan tadarusan. Ini tidak kita jumpai lagi. Walaupun masih ada beberapa masjid yg melaksanakannya, tetapi itu hanya sedikit. 

Nah, dalam masa berada di rumah ini, saya tetap melakukan beberapa aktivitas menyenangkan bagi jiwa. Salah satunya membaca buku. 

Ada satu buku yang selama Ramadan ini saya baca, yaitu buku karangan Muhiddin M Dahlan (Gus Mus) yang berjudul "Nakal Harus, Goblok Jangan". Buku ini hasil terbitan I:Boekeo tahun 2018 lalu.

Buku ini berisi kumpulan esai Gus Muh di beberapa media online. Saya termasuk salah satu orang yang selalu membeli dan membaca karya-karya Gus Mus. Dalam 3 tahun terakhir, saya telah membaca beberapa judul buku beliau. Antara lain, Inilah Resensi dan Inilah Esai.

Dalam kesempatan kali ini, saya tidak ingin mengulas isi keseluruhan buku tersebut. Saya hanya ingin mengambil satu hal menarik yang saya pikir relevan untuk dijadikan referensi bagi  mama-mama di dapur. Apakah itu? Tentu saja resep makanan berbuka puasa mama-mama PKI. 

Hal ini membantah beberapa argumen sesat dari sebagian orang yang mengatakan bahwa PKI adalah ateis. Sebenarnya mereka sudah salah semenjak dalam pikiran. Mana mungkin partai adalah ateis. PKI itu adalah sebuah partai yang berideologi-kan komunisme. Dan komunisme ini ideologi buatan manusia yang menentang berhala kapitalisme di seluruh liku hidup manusia di dunia ini. 

Saya tak ingin membahas secara panjang lebar terkait PKI. Yang perlu Anda dan kita pahami iyalah jangan memberikan penilaian atas apa yang tidak Anda pahami. 

Baik, mari kita masuk ke pembahasan menu berbuka puasa mama-mama PKI tersebut. 

Jadi, Gus Mus itu dikenal sebagai arsiparis semenjak mahasiswa (walaupun tidak lulus) hingga saat ini. Ia mendirikan Warung Arsip dan tentu saja itu sebagai wadah bagi calon arsiparis muda untuk belajar. Gus Mus membuka setiap tahunnya program magang bagi mereka yang ingin mempelajari hal tersebut. 

Atas hal tersebut, setiap esai yang ditulis Gus Mus memuat hal masa lalu melalui koran atau majalah terbitan organisasi atau media pers waktu itu. Salah satu tulisan di dalam buku ini iyalah berjudul "Menu Ramadan di Meja Makan Kuminis". 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline