Lihat ke Halaman Asli

Antar-Jemput Intan

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kegiatan rutin saya akhir-akhir ini antar-jemput intan, adik saya, ke sekolah. Intan, masih smp kelas 1 atau kalo zaman sekarang kelas 10, dia masih manja-manjanya ingin dianterin, ayah ibu juga gak tega melepas anak ini sendirian ke sekolah. Ada saja kekawatiran orang tua; takut gak bisa balik, takut nyasar, takut di culik alien. Orang tua saya memang agak berlebih, untuk keselamatan anak-anaknya.

Siang sebelum dhuhur, saya mengantarnya dan sore menjelang mangrib saya menjemputnya. Hari pertama nganterin intan, rasanya menyenangkan sih, dengan motor vega 2006 kami melaju dengan mulusnya. Banyak hal yang baru, yang saya saksikan, menemui daerah baru, anak-anak smp yang masih unyu-unyu. Beberapa hari berikutnya mulai terasa biasa, semua jalan terlihat sama dan tidak berubah. Tatapan mata saya menjadi kosong dijalan, tiba-tiba tanpa sadar udah nyampek di sekolahannya intan. Sudah lebih dari seminggu, makin gak mood rasanya, mulai membayangkan, betapa enaknya kalo gak nganterin intan, dan adik bisa berangkat sekolah sendiri.

Suatu hari, perjalanan pulang saat hari menjelang mangrib, intan berkata ‘kak, hari sabtu ini aku mau naik sepeda deh ke sekolahnya’

‘naik sepeda?’ saut saya ‘emang kamu berani, naik sepeda sendirian?’ berlagak menjadi kakak yang sok perhatian

‘um, enggak sih kak, tapi geng ku rencananya pada naik sepeda semua’

Saya yang mendengar itu, terbersit dalam hati “busyet, masih kecil udah punya geng sepeda, gedenya jadi geng motor atau geng mobil nih”. Saya bilang dengan gaya sok bijak ‘yaudah, kalo kamu mau pakek sepeda sendirian, yang hati-hati ya?’ pada hal dalam hati “YA ALLAH, TERIMA KASIH TELAH MENGABULKAN DOA HAMBAMU YANG MULAI TERANIAYA INI”

Sabtu yang saya tunggu telah tiba, sambil nyantai membaca buku, tiba-tiba intan menghampiri saya dengan pakaian seragam, lengkap dengan tas di punggung.

‘kak, boleh minta tolong gak?’

‘hah, minta tolong? Apa?’ saya sedikit terkejut

‘anterin ke sekolah donk’

‘lho, bukannya kamu hari ini mau bersepeda sama geng kamu?’ sambil menaruh buku diatas meja

‘iya, sih tapi gak jadi, soalnya temen-temen gak ada yang berani naik sepeda sendirian’ kata intan dengan sedikit lemas

Kandas sudah harapan saya, untuk bebas dari antar-jemput adik, akhirnya saya pun tetap mengantarkan intan, metatap jalanan dengan tatapan kosong.

Selesai…




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline