Lihat ke Halaman Asli

Tri Lokon

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Khusuknya Mengikuti "Vigili" Paskah di Pertapaan Gedono

Diperbarui: 22 April 2019   16:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Api Lilin Paskah dinyalakan dari api unggun (dokumentasi pribadi)

"Penebusan dan pertobatan adalah tema sentral dalam perayaan vigili (tirakatan) Paskah Malam ini" ucap Pastur saat mengawali upacara Sabtu Paskah. "Mulai dari bacaan ketiga sudah menonjolkan karya penebusan yang dimulai dari Mesir, tentang kisah pembebasan umat Israel dari perbudakan Firaun. Sedangkan puncak penebusan umat manusia terjadi dalam Perjanjian Baru yang diperankan oleh Yesus sendiri" lanjutnya.

"Dalam karya penebusan ini selalu ada kaitan dengan pertobatan. Hanya dengan pertobatan karya keselamatan dapat terealisir. Tuhan menawarkan penebusan, Manusia meresponnya melalui pertobatan" simpul Pastur menjelaskan misteri keselamatan Allah.

Kali ini, (Sabtu, 20/4/2019) tiba-tiba saya tertarik untuk merayakan Paskah bukan di gereja kota besar yang banyak umatnya, dengan kemeriahan oleh koor yang hebat, tetapi di sebuah kapel kecil di lereng Gunung Merbabu sebelah Timur yang sepi dan dingin.

Imam Memberkati Lilin Paskah (dokumentasi pribadi)

Dari cahaya Kristud, umat menyalakan lilin (dokumentasi pribadi)

Dengan mengendarai mobil berkapasitas 8 penumpang, saya, adik saya dan suaminya, kakak saya dan temannya, meninggalkan Semarang sekitar pukul 20.30 WIB. Kami akan menuju ke Pertapaan Bunda Pemersatu Gedono, dusun Weru, Desa Jetak, Getasan, Kabupaten Semarang.

Meski misa dimulai pukul 22.30 WIB, namun kami berencana tiba lebih awal untuk mendapatkan tempat duduk di barisan depan. Maklum, Vigili Paskah Malam di pertapaan Gedono kini memiliki daya tarik tersendiri bagi umat dari berbagai kota dan daerah karena faktor keheningan, khusuk, dan aura kontemplatifnya terasa banget.

"Di biara rubiah ini, ritus liturgi vigili malam Paskah, dirayakan lengkap. Diawali dengan ritus cahaya, kemudian liturgi sabda dengan 9 bacaan, liturgi baptis, ekaristi dan diakhiri dengan berkat perutusan. Enggak masalah sekitar 4 jam upacaranya, yang jelas umat bisa mengikuti dengan hening dan kontemplatif" ujar kakak saya yang sudah beberapa kali ikut misa Paskah di biara ini.

Akses menuju ke pertapaan Gedono, makin lancar sejak ada jalan tol Semarang ke Salatiga. Tak kurang dari satu jam, mobil sudah "exit tol" di Tingkir dan kemudian mengikuti petunjuk ke arah pertapaan gedono milik suster-suster Trapis (OCSO).

Tetiba di biara, langsung disambut dinginnya udara dan kabut tipis yang turun dari lereng Gunung Merbabu (3.145 mdpl). Keheningan malam juga terasa di kompleks biara. Saya melihat beberapa umat, sebagian besar berjaket hangat, berdiri dan berkumpul di sekitar pintu gerbang, tempat prosesi paskah nanti dimulai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline