Lihat ke Halaman Asli

Julianda BM

ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Dunia Politik: Arena Intrik dan Intimidasi

Diperbarui: 4 Maret 2024   15:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. Sumber gambar: https://pascasarjana.umsu.ac.id/

Oleh: Julianda BM

"Politik adalah seni mendapatkan orang lain untuk melakukan apa yang Anda inginkan." - Otto von Bismarck

Kalimat provokatif dari Otto von Bismarck, Kanselir Jerman pertama, ini membuka tabir dunia politik yang penuh intrik dan intimidasi. Di balik layar pidato megah dan janji-janji manis, terdapat pertarungan sengit untuk meraih kekuasaan dan pengaruh. 

Kekuatan politik bagaikan pisau bermata dua: di satu sisi, ia menjadi alat untuk membangun bangsa, di sisi lain, ia bisa menjadi senjata untuk menindas dan memanipulasi.

Dunia politik bagaikan jaring laba-laba yang rumit, penuh dengan intrik dan manuver tersembunyi. Para politisi, layaknya laba-laba, menenun strategi dan taktik untuk menjerat lawan dan mencapai tujuan mereka. Persekutuan rahasia, lobi gelap, dan manipulasi informasi menjadi senjata utama dalam permainan politik ini.

Intrik politik adalah seni memanipulasi dan menipu untuk mencapai tujuan. Para politisi menggunakan berbagai cara untuk melancarkan intrik mereka, seperti:

  • Propaganda: menyebarkan informasi yang menyesatkan atau propaganda untuk mendiskreditkan lawan.
  • Spionase: memata-matai lawan untuk mengetahui kelemahan mereka.
  • Suap: memberikan uang atau keuntungan lain untuk mendapatkan dukungan.
  • Blackmail: mengancam untuk membongkar rahasia lawan.

Intrik politik dapat terjadi di berbagai level, dari pemilihan lokal hingga negosiasi internasional. Contohnya, dalam pemilihan umum, seorang politisi mungkin menyebarkan rumor tentang lawan mereka untuk merusak reputasi mereka. Atau, dalam negosiasi perdagangan, sebuah negara mungkin mengancam untuk menarik diri dari perjanjian jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.

Tak jarang, intimidasi menjadi alat untuk melumpuhkan lawan dan membungkam suara kritis. Ancaman, kekerasan fisik, dan teror mental menjadi taktik yang digunakan untuk menundukkan mereka yang berani menentang.

Intimidasi politik adalah penggunaan kekerasan atau ancaman untuk memaksa seseorang melakukan apa yang diinginkan. Para politisi menggunakan berbagai cara untuk mengintimidasi lawan mereka, seperti:

  • Kekerasan fisik: menyerang atau melukai lawan.
  • Ancaman kekerasan: mengancam akan menyerang atau melukai lawan.
  • Intimidasi psikologis: menyebarkan ketakutan dan keraguan di antara lawan.
  • Penindasan: menggunakan hukum atau kekuatan untuk membungkam lawan.

Intimidasi politik dapat terjadi di berbagai negara, terutama di negara-negara dengan demokrasi yang lemah. Contohnya, di negara-negara otoriter, pemerintah mungkin menggunakan kekerasan untuk membungkam kritik. Atau, di negara-negara yang sedang dilanda konflik, kelompok-kelompok politik mungkin menggunakan ancaman kekerasan untuk memaksakan kehendak mereka.

Intrik dan intimidasi dalam dunia politik memiliki dampak yang serius bagi demokrasi. Kepercayaan publik terhadap politisi semakin tergerus, dan partisipasi masyarakat dalam politik menjadi rendah. Politik yang seharusnya menjadi alat untuk membangun bangsa, tercoreng oleh praktik kotor yang mencederai nilai-nilai demokrasi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline