Lihat ke Halaman Asli

Sulistyo

Buruh Dagang

Membantu Korban Banjir dan Tanah Longsor di Purworejo

Diperbarui: 26 Juni 2016   02:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bencana alam banjir dan tanah longsor terjadi di sejumlah tempat di Pulau Jawa. Bersamaan musim hujan yang belum ada tanda-tanda berhenti, telah menyebabkan mala petaka hingga merenggut korban jiwa.

Di wilayah kabupaten Purworejo, beberapa lokasi mengalami musibah yaitu bencana banjir dan tanah longsor. Seperti diwartakan bahwa menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, sebanyak 143 rumah rusak meliputi 63 rumah rusak berat, 38 rumah rusak sedang, dan 42 rumah rusak ringan.

Untuk korban, hingga Kamis (23/6/2016) siang, di Kabupaten Purworejo terdapat 42 orang tewas, enam hilang dan 19 luka-luka akibat banjir dan tanah longsor Bencana di Purworejo ini menyebabkan 353 orang mengungsi, terinci 143 di Desa Wironatan dan 210 di Desa Jelok. (http://daerah.sindonews.com/read/1119164/22).

 Sehubungan peristiwa banjir dan tanah longsor di Purworejo tersebut, selanjutnya BPBD, TNI, Polri, Tagana, Basarnas, SKPD, relawan dan masyarakat melakukan penanganan darurat. BPBD Jawa Tengah dan BPBD kabupaten di sekitarnya membantu penanganan bencana.

Kesetiakawanan Sosial

Menyusul terjadinya bencana alam tersebut, berbagai organisasi kemasyarakatan dan komunitas-komunitas yang berada di Yogyakarta dan sekitarnya secara berturut-turut tergerak untuk membantu saudara-saudara kita yang mengalami musibah di Purworejo tersebut.

Tak terkecuali organisasi sosial-keagamaan lainnya turutserta menyumbangkan tenaga sukarela untuk terjun langsung ke lokasi bencana. Sebagian dari mereka rela membantu untuk menolong korban, bahkan tanpa mengenal waktu ikut mencari korban yang dinyatakan hilang  terutama akibat longsoran tanah perbukitan yang menerjang permukiman.

Hingga tulisan ini disusun, beberapa organisasi/komunitas di lingkungan tempat tinggal penulis (kota Yogyakarta) masih bergiat mengumpulkan dana, sembako, pakaian bekas layak pakai, dan berencana minggu depan (baca: menjelang lebaran) hendak disumbangkan ke lokasi-lokasi bencana banjir dan tanah longsor di wilayah Purworejo.

Dari sepintas uraian di atas, menggambarkan bahwa keperdulian maupun kesetiakawanan sosial di tengah kehidupan kita ternyata masih ditemui. Ini tentunya turut membuktikan bahwa sikap kegotongroyongan yang merupakan bagian dari masyarakat masih berlangsung sebagai wujud tumbuhnya kesadaran moral untuk menolong terhadap sesama.

Berbagi dalam Pasca Bencana

Perlu diketahui bahwa setiap kali terjadi musibah bencana alam, langkah awal dimulai dari pertolongan/penyelamatan terhadap para korban, disusul pembenahan lingkungan sekitar untuk mengkondisikan situasi yang aman. Namun demikian, hal yang tak kalah penting dilakukan adalah proses pembantuan terakhir yaitu pasca bencana.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline