Lihat ke Halaman Asli

Listhia H. Rahman

TERVERIFIKASI

Ahli Gizi

Testimoni Samber THR, Di Balik Proses 32 Hari Bercerita Tanpa Jeda

Diperbarui: 17 Juni 2018   14:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

live105.ca

Yang saya takutkan bukan tidak bisa memenuhi tantangan, tetapi takut membuat kamu -pembaca- menjadi bosan.

Ternyata waktu berjalan tanpa terasa, sudah tiga puluh dua hari  yang lalu tantangan satu hari bercerita atau yang dijuluki #SamberTHR itu diumumkan untuk dimulai dan tepat di lebaran kemarin menjadi selesai. 

Bagi saya, sebagai salah satu yang mencoba untuk terlibat dalam tantangan ini, tentu ada rasa lega, bahagia dan rasa tidak menyangka. Tidak menyangka karena ternyata saya bisa bertahan  sampai akhir, menyentuh garis finish, Alhamdulilah.

Tiga puluh dua hari, tiga puluh tema berbeda, tiga puluh dua tulisan 'dilahirkan' selamat

Dibalik Keberhasilan 32 Hari Bercerita Berturut-turut, tanpa jeda...

Orang boleh menilai, saya berhasil menulis selama tiga puluh dua hari tanpa jeda. Tapi, jangan kira itu sesuatu yang mudah diraih, sebab dibalik itu ada proses pembuatan yang terkadang membuat saya stress sampai pernah juga sempat menjadi jenuh. Ya, bayangkan saja selama tiga puluh hari lhooo, saya seperti dibayang-bayangi tema berbeda setiap hari, melebihi bayang-bayang mantan. HAHA.

Bukan. Bukan mau mengeluh, disini saya hanya ingin membagi yang belum sempat terceritakan dari proses menulis berturut-turut itu, biar kamu tahu bagaimana perjuangan yang saya lakukan selama ini. #halah. Biar kalian tahu bahwa sebenarnya bukan saya saja yang mampu tapi kamu juga bisa kalau mau,kok. Yaqin!

Rintangan yang ditemui selama mengikuti menulis sehari satu dengan tema berbeda

Jangan dikira karena saya bisa menulis sehari satu berarti saya tidak punya kesibukan lain. Sama seperti orang normal lainnya, saya pun memiliki kewajiban dan hal diluar menulis yang mesti saya kerjakan. Kewajiban seperti mengerjakan tugas-tugas kuliah saya.

Selama periode 32 hari tersebut, kebetulan saya masih dihadapkan pada kewajiban saya untuk mengikuti ujian semester akhir di tengah-tengah periode. Tidak hanya soal materi yang saya harus baca dimalam sebelum esok ujian, pun soal-soal lain yang ternyata masih beranak pinak dengan adanya take home berdeadline. Hal ini-lah yang kemudian sempat membuat saya pesimis, sepertinya saya bakalan ngga sanggup deh.

Tapi...

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline