Lihat ke Halaman Asli

Menyita Waktu Tapi Itu Keluargaku

Diperbarui: 26 September 2018   08:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Seringkali kalian temui dimana waktu ter-sita disitu pula terjadi berbagai konflik terutama pada unit terkecil yaitu keluraga, berbeda dengan cerita saya kali ini saya akan menceritakan sedikit kisah kehidupan saya menurut saya hal ini tidak umum karena dimana ada kata menyita pasti disitu ada unsur pemaksaan, ketidak ikhlas-an dan yang pasti hanya sedikit kebahagiaan. tapi tidak dengan keluarga saya. Kenapa saya bilang tidak karena memang awalnya sangat berat tetapi ketika sudah saya lalui setiap harinya bahkan setiap tahunnya aku mulai merasakan kenyamanan dan bahkan kebahagiaan. saya berada di keluarga yang lengkap atas nikmat Nya begitu melimpah kebahagiaan keluarga kecil saya orang tua saya di karunia anak kembar cewek semua.

Di karena kan pada zaman dahulu ibu saya hidup pada zaman yang serba kecukupan alhasil uang untuk menebus rumah sakit kurang dan pada akhirnya ada seorang ibu yang membantu menebus dan ingin membantu merawat saya sekalian, pada saat itu orang tua saya hanya bisa pasrah dan memberikan saya pada ibu tersebut. Pada suatu ketika aku duduk di bangku kelas 4 SD baru mengertilah bahwa saya memiliki dua seorang ibu dan sang ibu angkatlah yang mendidik saya hingga dewasa.

saya hidup bersama keluarga angkat saya pada saat itu saya tidak merasakan kenyamanan bahkan kebebasan tidak saya miliki sekali pun karena peraturan sangat mengekang saya bahkan saya sangat dituntut untuk bisa melakukan pekerjaan ibu angkat saya, beliau seorang penjual makanan sukses dam bahkan terkenal dalam kota baik itu beruppa roti maupun nasi dan pekerjaan beliau tidak jauh dengan bara api, setiap detik setiap waktu bekerja keras dan bahkan saya dituntut untuk melakukan semua hal yang beliau lakukan, sampai-sampai waktu bermain saya ter-sita. Ketika pemaksaan dan kebahagiaan tak sekalipun saya dapatkan.

hingga pada suatu ketika saya berada di keadaan yang dimana saya mampu berfikir dan bisa menentukan mana yang baik dan mana yang tidak pada masa itu pula kebenaran dan tujuan orang tua saya terungkap. Benar adanya orang tua menyita waktu saya tetapi disitu pula saya menyadari dengan adanya kita bersama berada dalam satu tempat yaitu dapur disitu pula keluarga saya berkumpul pada momen itu pula saya sadar bahwa hal yang utama dan paling utama adalah keluarga, karena tidak hanya seorang ibu yang mampu melakukan kegiatan dapur bapak angkat saya pun pandai pula dalam hal kuliner dan makanan yang lainnya beliau tidak hanya guru nya anak-anak tetapi gurunya per makanan juga. Harta yang paling berharga adalah keluarga. se-sukses apapun pekerjaan anda jika keluarga anda tidak sukses tidak utuh dan bahkan di ujung tombak apalah arti kesuksesan anda. dan tak selama nya waktu yang ter-sita itu menimbulkan sebuah permasalahan. Kebahagiaan dapat diraih dengan cara apapun tetapi ingat kebahagiaan tidak dapat dibeli dengan apapun.

dan kini saya saya jauh dengan keluarga perasaan merindu sering melanda rindu saat capek mengopen roti, meggoreng donat menghias roti semua kegiatan yang dulu saya benci kini saya rindu kan saat ini. miss you my family




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline