Lihat ke Halaman Asli

Lesta Sulung

Penulis Moeda

Pancasila: Rakyat Butuh Tindakan Nyata

Diperbarui: 2 Juni 2021   18:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini adalah hari peringatan lahirnya Pancasila. Sejarah mengisahkan bahwa Pancasila lahir bukan hanya dari gagasan satu orang pemikir handal Indonesia. Melainkan lahir dari gagasan hasil mufakat dan musyawarah segenap anak anak Bangsa Indonesia. Hal itu berarti bahwa Pancasila sebagai azas dan dasar negara, diawali dengan persamaan persepsi, persamaan pandangan, persamaan tujuan dan lain sebagainya. 

Namun, apakah persamaan, musyawarah, mufakat yang telah terjalin itu masih ada sampai hari ini? Biarlah setiap kita yang berhak menjawab sesuai dengan keadaan masing masing. Tetapi pada saat ini, saya teringat beberapa kejadian akhir akhir ini. Banyak kejadian yang terjadi mencirikhaskan suatu tindakan yang tidak sesuai dengan harapan Pancasila. 

Munculnya beberapa ideologi dan pandangan baru yang membuat anak bangsa berpencar, munculnya beberapa oknum yang dengan sengaja menjadikan dirinya sebagai sarana perpecahan di antara anak-anak bangsa. Bagi saya, kedua contoh di atas cukup menjadi contoh bahwa Indonesia kini tidak sesuai dengan harapan Pancasila


Pancasila adalah sebuah dasar hukum. Itu berarti bahwa segala bentuk tindakan, perlakuan, kebijakan, dan seluruh aspek kehidupan bangsa Indonesia harus berpedoman kepada dasar hukum atau Pancasila. Pancasila terdiri dari 5 dasar yang terutama, yaitu:


1.Ketuhanan yang Maha Esa


Dalam sila pertama ini, kita sudah tau bahwa kebebasan menganut agama dan kepercayaan adalah suatu hak mutlak warga negara Indonesia. Demikian diatur dalam UUD 1945. Tidak ada satu orangpun, kelompok dan golongan yang bisa melarang kepercayaan dan keyakinan warga negara. 

Tetapi alhasil, akhir-akhir ini banyak kejadian yang diindikasikan sebagai bentuk intoleransi terhadap sesama penganut agama yang berbeda. Contohnya, Pengeboman tempat tempat ibadah, tidak mengizinkan pembangunan rumah ibadah, penghinaan terhadap agama minoritas, dan lain lain. 

Saya berpikir bahwa Bangsa Indonesia masih mempunyai etika beragama. Bung Karno pernah memberikan statemen bahwa untuk menjaga etika beragama, Bangsa Indonesia diharuskan bisa menjadi Orang Nusantara.


2.Kemanusiaan yang Adil dan Beradab


Di sila kedua ini, kita sebagai warga negara diwajibkan untuk memiliki rasa kemanusiaan antar warga negara. Saling membantu, bekerja sama, bersaing sehat, hidup berdampingan, saling berbagi dan lain lain. Sudahkan sila kedua telah dilaksanakan? Bukankah selama ini banyak terjadi kegiatan kemanusiaan dilaksanakan karena kepentingan pribadi dan kelompok? 

Selama ini banyak terlihat beberapa perlakuan yang tidak sesuai dengan rasa kemanusiaan. Contohnya Pelecehan terhadap kaum wanita, pembunuhan, penganiayaan, pencurian, serta banyak lagi tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline