Lihat ke Halaman Asli

Peran Pemuda dalam Momentum Konstalasi Politik Maluku

Diperbarui: 21 Juli 2017   07:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wacana Dirkursus perihal  pemuda tentu kita akan mencoba menarasikannya pada tataran realitas kepemudaan itu sendiri, yang mempunyai simbol simbol pembaharu terhadap interaksi sosial dalam merealisasikan kehidupan berbangsa dan bernegara. ada serangkaian narasi kolektif yang coba di gaungkan, terhadap kecenderungan hegemoni yang di gerakkan berdasarkan kongkrit ideal komparasi pemuda itu sendiri.

Generasi muda Ambon pada tataran akar rumput masyarakat Maluku, merefleksikan dan menggambarkan permasalahan identitas yang menyeruak di ruang ruang publik dalam hal ini masalah lokalitas, kelas, etnis, suku, agama dalam merekonstruksi identitasnya pada wilayah afirmasi subkultural sering di sandarkan pada letak geografis, seagama, bahkan pada keberlangsungan pola hidup dan interaksi sosial.

Sehingga mengalami kebimbangan dalam menekankan dan mentransformasikan prinsip partisipasi yang majemuk. pada wilayah misalnya menjadi situs kekuasaan yang coba di asosiasikan dengan gaya superioritas antara pemahaman pada tendensi mayoritas dan minoritas itu sendiri.

Adanya prinsip kecenderungan kodrati terhadap proses pengambilan langkah yang di siratkan dalam konstalasi politik Maluku. di dalam komunikasi politik tentu menimbulkan gejala gejala kekuasaan, hal ini Terlihat dengan adanya representasi dan kehadiran terhadap distribusi struktur pada jajaran birokrasi di Maluku.

Dengan berbagai transidentitas dan transkultural yang di balut dengan kemajemukan yang begitu beragam, mengharuskan adanya prosedur atau mekanisme tatanan birokrasi yang baku sesuai dengan standar, operasional dan tahapan tahapan keberlangsungan orang basudara.

Komponen pemuda dalam komunikasi politik di Maluku secara kultural, harus bertransformasi dengan berbagai aspek dan segelintir jajaran lembaga lembaga politik, aspek politik institusi institusi politik, media, serta orientasi khalayak masyarakat Maluku yang di Motori pemuda terhadap keberlangsungan budaya politik yang relevan berangkat dari identitas kemalukuan kita.

Selain itu juga proses dan dinamika politik harus menjadi pembelajaran, dengan hiruk pikuk konstalasi politik Maluku, yang di nilai radikal telah mewarnai secara nyata peta politik lokal Maluku maupun secara nasional, dengan berbagai varian yang coba berafiliasi dalam konteks format yang multieffeck.

hal ini kiranya menjadi konstruksi ideologi jangka panjang dan mampu menggerakkan orang banyak dalam hal ini masyarakat Maluku secara kultur budaya, sehingga menjadi kesadaran baru yang radikal, ketika di balut dengan politik identitas, suku, lokal bahkan agama dalam sistim politik Maluku.

Prinsip prinsip seperti ini menjadi tanggungjawab pemuda Maluku untuk menyiratkan dan mengharuskan forum dimana kita melaksanakan diskusi politik lokal, regional maupun internasional di maluku. 

yang harus di realisasikan untuk mendorong masyarakat dan pejabat pejabat di Maluku untuk mengkritisi guna mendorong partisipasi politik yang rasional dengan berangkat dari pranata pranata sosial yang ada di Maluku.

Dalam melakukan perubahan perubahan yang fundamental, melalui prosedur prosedur dengan serangkaian prinsip permufakatan politik, terhadap rancangan stabilitas politik yang berbasis kultur dan prinsip kemajemukan kemalukuan. yang memperbolehkan semua masyarakat Maluku mengemban posisi posisi moral yang berbeda berbeda guna bahu membahu, merangkap setiap perbedaan perbedaan yang ada pada jarak waktu berskala dan berkelanjutan, sesuai dengan cita cita masyarakat Maluku yang bertajuk orang basudara.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline