Lihat ke Halaman Asli

Pemberitaan yang Seharusnya Dibuat terkait Kasus Penyerangan Gereja Santa Lidwina Bedog di Yogyakarta

Diperbarui: 21 Februari 2018   08:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gereja Santa Lidwina Bedog (TribunSolo.com)

Penyerangan yang berlandaskan isu keagamaan kembali terjadi. Kali ini terjadi di kota pendidikan dan wisata yaitu Yogyakarta, tepatnya di Gereja Santa Lidwina Bedog. Penyerangan tersebut terjadi pada tanggal 11 Februari 2018 yang lalu. Setelah adanya penyerangan tersebut, berbagai media mainstream dan juga komunitas memberitakan hal tersebut. Berbagai angle pemberitaan diambil oleh masing-masing media.

Kurangngnya Literasi Media di Kalangan Masyarakat

Berbagai media banyak yang memberitakan adanya penyerangan yang terjadi di Gereja Santa Lidwina Bedog. Namun sangat disayangkan hal tersebut tidak dibarengi dengan adanya literasi media terkait pemberitaan penyerangan tersebut. Hal tersebut terlihat bahwa masih banyak dari kalangan masyarakat umum yang tidak mengetahui akan adanya kasus penyerangan tersebut.

Berikut video yang membuktikan bahwa kasus penyerangan yang terjadi di Gereja Santa Lidwina Bedog tidak diketahui oleh sebagian besar masyarakat:

Berdasarkan video tersebut, kita dapat melihat bahwa kurangnya pemahaman masyarakat terhadap media, membuat mereka tidak mengetahui pemberitaan yang dapat dikatakan sedang booming.Masyarakat terlihat kurang atau bahkan dapat dikatakan tidak melek media terhadap segala pemberitaan yang ada.

Berbeda sekali dengan kalangan mahasiswa yang pada dasarnya mereka adalah bagian dari pelajar yang memang sudah seharusnya paham mengenai isu penyerangan seperti itu. Karena isu tersebut tidak hanya terjadi sekali atau dua kali saja. Maka sudah sewajarnya mereka melek akan pemberitaan tersebut dan dapat dijadikan sebagai bahan analisis mereka.

Bahan analisis yang mahasiswa lakukan juga sebaiknya tidak memihak kepada salah satu pihak saja. Karena kita tahu bahwa isu ini merupakan hal yang sangat sensitif. Dikatakan sensitif karena hal keagamaan masih sangat dijunjunng tinggi di negara kita ini.

Sebaiknya mahasiswa membuat analisis berdasarkan kasus penyerangan tersebut dengan bersifat netral. Netral dalam arti ketika membuat pemberitaan atau hipotesis, tidak membuat salah satu pihak merasa dirugikan atau merasa pihaknya dicela. Karena dengan analisis yang bersifat netral, mahasiswa secara tidak langsung membantu jurnalis untuk membuat informasi berupa opini yang tidak memihak siapapun sehingga tidak menimbulkan keberlanjutan isu.

Jurnalis: Pemberitaan Damai

Sebagai seorang jurnalis, sama halnya dengan mahasiswa. Pasti jurnalis berbagai media sudah cukup banyak yang memberitakan kasus penyerangan tersebut. Mulai dari kronologisnya hinggu keberlanjutan kasusnya.

Jurnalis disini tidak hanya bertugas untuk membuat berita yang hanya memuat 5W+1H. Jurnalis juga tidak hanya bertugas untuk membuat konten visual berupa foto atau video. Tetapi yang diharapkan disini adalah bagaimana jurnalis membuat pemberitaan mengenai kasus penyerangan tersebut menjadi netral.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline