Lihat ke Halaman Asli

Kota Tarutung dan Aek Sigeaon Dirancang Menuju Destinasi Wisata Eksklusif

Diperbarui: 7 Oktober 2021   18:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aek Sigeaon yang membelah Kota Tarutung (dok.pribadi) 

Tidak banyak kota yang menyatu dengan  sungai. 

Mungkin masih bisa dihitung jari. Kota Tarutung adalah salah satu kota yang beruntung menyatu dengan sebuah sungai, yang menjadi nilai plus keindahan kota yang terletak dalam sebuah lembah. 

Panoramanya konon tak jauh beda seperti alam pegunungan di Italia atau Swis. Sungai yang dinamakan Aek Sigeaon, diperkirakan sudah ada jauh sebelum kota Tarutung terbentuk. 

Entah sejak berapa ratus tahun silam, hanya sejarah yang tahu persis. Aek Sigeaon tak sekedar aset panorama kota Tarutung. Sejak puluhan tahun atau mungkin ratusan tahun, juga memberi kontribusi untuk kebutuhan masyarakat sekitar. 

Tak terhitung berapa ribu ton pasir digali dari sungai ini, untuk kebutuhan bangunan, dan seberapa banyak orang menikmati laba dari pasir galian ini. Tak terhitung juga seberapa banyak kontribusi air sungai itu dialirkan mengairi pertanian di kawasan Silindung.

Namun, begitulah. 

Pada akhirnya selalu akan ada perubahan, efek kemajuan, atau mungkin akibat ketidakpedulian manusia. Kurun waktu dua dekade terakhir, potret sungai legendaris ini memang tak seperti dulu lagi. 

Permukaan air dari waktu ke waktu makin menurun, seiring menciutnya lebar sungai di beberapa titik. Lalu orang hanya menyebutnya proses alami.

Namun, apa pun masalahnya, Aek Sigeaon masih tetap ada. Airnya setia mengalir dari waktu ke waktu. Begitu juga pasir yang walaupun terkesan semakin berkurang dibanding sebelumnya.

*****
MIMPI DAN RENCANA

Aek Sigeaon menjadi nilai plus kota Tarutung, benar! 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline