Lihat ke Halaman Asli

Find Leilla

librarian

All About That Bass dan Urusan Besar Kecilnya Bodi

Diperbarui: 7 Agustus 2021   08:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Halo Lokal. Sumber ilustrasi: PEXELS/Ahmad Syahrir

Awalnya saya mendengar potongan lagu ini di sebuah radio swasta. Yang membuat saya begitu tertarik saat mendengar kata yang kedengarannya seperti bunyi ‘bagabas bagabes’ di telinga. Iseng, saya coba googling memasukkan kata ‘bagabes’  dan hasil pencarian mengarahkan saya pada video ini https://www.youtube.com/watch?v=7PCkvCPvDXk


Adalah Meghan Trainor (20), penyanyi kelahiran Massachusetts daratan Amerika ini begitu mencuat namanya setelah debut singlenya yang berjudul ‘All About That Bass’ merajai tangga lagu Billboard di negerinya. Setelah membaca sedikit tentangnya baru tahulah saya bahwa gadis belia ini sudah begitu mengesankan sejak awal bersentuhan dengan dunia tarik suara. Meghan mengawali karirnya sebagai penulis lagu di usia 18. Tak butuh waktu lama, setahun setelah menulis lagu berirama ‘woop-pop’ ini berhasil membuat namanya menjadi pembicaraan dunia.


Sekali mendengar, sepintas ritme lagu ini mengingatkan saya akan lagu-lagu dalam film ‘Grease.’ Jadul, ringan, dan memiliki lirik yang mudah diingat. Buat yang berusia setengah sepuh macem saya (ciah) akan lebih mudah menikmati beat-nya dan tak akan kesulitan untuk menghafal liriknya.


‘All About That Bass’ sendiri adalah sebuah lagu yang memuat unsur kritik terhadap anggapan umum tentang bentuk tubuh yang disebut ‘sempurna.’ Orang seringkali menganggap bahwa bodi seperti gitar adalah seksi, namun melalui metafora bass dan treble dalam lagu ini Trainor mencoba menyampaikan bahwa tak peduli seberapa gemuk atau kurusnya tubuh seseorang harusnya tetap membuat sang pemilik tubuh merasa nyaman dan percaya diri.


Menyimak teks lirik lagunya membuat saya teringat kembali tentang kisah seorang yang merasa diri gemuk dan melakukan diet mati-matian. Meski saya kadang juga suka rewel mengkritisi kekuarangan pribadi di depan kaca, namun tak sampai membuat saya terjebak mengikuti hal yang sama. Untuk urusan berat badan atau lingkar perut yang besar memang mau tak mau memaksa saya untuk lebih banyak bergerak dan sedikit mengatur pola makan. Highlight, mengatur pola makan, bukan tidak makan! Beda. Dengan mengatur pola makan dan berolahraga memang tak serta merta membuat badan saya menjadi kurus. Tapi paling tidak dengan tubuh yang ‘lumayan’ ini saya masih bisa tetap beraktifitas dengan baik. Nafas tak cepat terengah karena kerja jantung yang berat, jalan juga tidak lambat karena harus menahan beban lemak yang berat, juga keringat yang tak bau apek karena pori-porinya banyak terlipat. Enggaklah. Masih sebatas normal saja. Kalo toh perut masih keliatan buncit juga, saya lebih memilih untuk mengenakan pakaian yang gombor modelnya. Samarin aja pokoknya. Tidak tertarik untuk mengkonsumsi obat-obatan atau diet mati-matian. Nasi pecel masih enak, kata simbah saya.


Bagi anda yang garis berat badannya seperti saya, tak perlu risaulah. Meghan cantik pelantun tembang ini juga bukan termasuk pengguna size ‘M’ kok. Harus dipahami bahwa kecantikan yang sempurna itu munculnya dari dalam hati, bukan soal urusan besar kecilnya bodi. Untuk meyakinkan diri sendiri, coba denger lagu ini sekali lagi. Meski sedikit ‘mbanyol’ liriknya, tapi inspiratif. Pake banget.


Salam Kompasiana.

.

*mau insert video tapi gak bisa.. halah.. 

.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline