Lihat ke Halaman Asli

Kang Chons

Seorang perencana dan penulis

Ekonomi Komoditas Udang dan Tiga Pendekatan Optimasi Lahan

Diperbarui: 3 Agustus 2020   19:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintah memasang target kenaikan ekspor udang sampai 5 tahun ke depan| Sumber: KONTAN/Rani Nossar

Pemerintah memasang target kenaikan ekspor udang sebesar 250% hingga lima tahun mendatang. Dengan kata lain, jika memakai baseline data target produksi tahun 2020 yang mencapai 1,2 juta ton, maka di tahun 2024 produksi udang nasional ditargetkan naik menjadi 3 juta ton. 

Itung-itungan yang dilakukan pemerintah, setidaknya perlu optimalisasi lahan baru seluas lebih kurang 100.000 ha hingga lima tahun mendatang.

Dalam pernyataan yang dikutip media nasional, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Komarves), Luhut B Panjaitan, menyatakan akan membuka tambak baru untuk budidaya udang seluas 100.000 ha dalam lima tahun mendatang. 

Luhut juga menargetkan tahun ini ada 30.000 ha tambak baru yang operasional. Dalam hal ini kurang jelas apakah lahan seluas itu berupa cetak tambak baru atau mengoptimalkan lahan eksisting yang ada dan bagaimana strategi pencapaiannya? Ini tentu yang kita tunggu tunggu bisa berjalan efektif.

Langkah pemerintah menetapkan udang sebagai komoditas unggulan ekspor dan pengembangan budidayanya sebagai program prioritas nasional sudah tepat. Ini mengingat udang punya potensi besar dalam mendulang devisa ekspor. 

Mengacu pada data ekspor yang dirilis BPS, tahun 2018 misalnya, udang memberikan share sebesar hampir 40% terhadap nilai total ekspor produk perikanan yakni lebih kurang 1,4 milyar dollar US.

Trend permintaan udang juga terlihat mulai meningkat lagi kendati dalam masa pandemi global Covid-19, terutama memasuki kuartal ke dua. Merujuk pada data International Trade Center, tahun 2019 misalnya market demand udang mencapai 2,8 juta ton dengan pangsa nilai ekspor mencapai 20,47 milyar dollar US. 

Dari angka tersebut Indonesia baru memberikan supply share sebesar 5,6% dari total permintaan dunia di bawah Argentina, India, dan Ekuador.

Di masa pandemi ini ada kekosongan supply, karena beberapa negara terutama India sebagai eksportir utama saat ini masih menerapkan kebijakan lockdown

Seperti diketahui, India menguasai pangsa pasar udang dunia sekitar 21%, terutama ke USA. Ditambah lagi saat ini China tengah dirundung masalah baru yakni munculnya virus udang jenis baru. Tentu ini jadi peluang bagi Indonesia untuk segera mengambil alih kekosongan market share yang ada. 

Dua faktor utama yang perlu didorong yaitu daya saing dan produktivitas. Inilah dua PR besar yang harus segera dituntaskan dalam jangka waktu super pendek, khususnya selama masa pandemi ini. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline