Lihat ke Halaman Asli

Laurens W

😀😀😀

Ada "Ular Derik" di Sekitar Kita

Diperbarui: 6 Desember 2019   21:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi Kompas

Bola Api itulah kata yang sesuai untuk masalah yang selalu ditendang ke sana-sini dan biasanya bersifat bahaya. Di lingkungan manapun kamu berada kadang kamu menemukan orang yang selalu melempar atau menfitnah orang lain padahal dirinya sendiri yang melakukannya. Dia tersenyum licik dan senang melihatnya hanya dengan modal mulut semua orang bisa tersulut api amarah.

Walau segala yang diucapkannya sebenarnya adalah kesalahannya, akan tetapi mereka itu yang suka memutarbalikkan fakta. Mereka mengucapkan kesalahannya sendiri itu atas orang lain yang tidak bersalah. 

Banyak pula yang mudah percaya atas perkataannya itu. Banyak yang percaya akan tipu muslihat desis ular itu. Selalu lincah bergerak dan bersenjatakan senyum dan ucapan yang manis. Si ular derik yang cantik tapi beracun.

Baik orang itu "terlihat" sangat religius sekali, selalu berpuasa, beribadah bahkan pakaian yang selalu tertutup. Penampilan membuat mereka terlihat baik dan lembut tapi kadang suka menusuk hati dan berspekulasi buruk tentang orang lain. Padahal spekulasinya itu bukanlah Fakta yang sebenarnya. 

Tapi perhatikanlah perkataannya yang tajam dan memukau, yang membuat orang lain percaya akan semua perkataannya padahal semuanya itu adalah tidak benar. MUNAFIK itulah kata yang tepat. Si ular yang akan semakin berderik dengan riang gembira apabila banyak orang yang takut dan selalu percaya akan segala kebohongannya.

Meliuk-liuk gembira, tak sadar akan pemburu yang senantiasa mengintainya. Si Ular derik cantik yang akan memelas, pura-pura mati dan mengatakan hal yang memilukan hati agar orang yang mendengar merasa simpati. 

Mengatakan bahwa diriku ini sedang terkena penyakit yang tanpa sadari membuat aku menjadi jahat. Segala yang kulakukan adalah bukanlah kehendakku. Segala macam ucapan manis si ular agar orang lain iba kepadanya. Sehari itu Ia menjadi baik.

Kebesokkanya si ular derik manis sekali dengan pakaiannya yang tertutup tapi ucapan dan tindakannya lalu menjadi tajam dan brutal kembali.

Sampai kapan si ular derik cantik itu berhenti bertingkah? Atau memang tidak ada penyembuhnya?

Haruskah si pemburu membidiknya lalu memotong agar Ia bisa diam?

Jika kamu bertemu dengan ular, biarkanlah dirimu diam dan tenang sampai Ia mengganggap kamu tidak ada. Yang bisa kamu lakukan adalah tetap berusaha melakukan yang terbaik melalui tindakanmu, sabar dan tidak mudah terpancing amarah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline