Lihat ke Halaman Asli

Latifah Maurinta

TERVERIFIKASI

Penulis Novel

[Papa dan Ayah] Bintang Jatuh

Diperbarui: 19 November 2019   06:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Opus 6

Bintang Jatuh

-Fragmen si kembar

Sore ini spesial untuk Calvin. Apakah karena ia dinyatakan sembuh oleh Dokter Tian? Bukan, Onkologis itu justru menyuruhnya lebih banyak istirahat. Apakah karena laporan penjualan di lima gerai supermarketnya naik dua ratus persen? Tidak, bisnis retail konvensional justru sedang resesi. Lantas, karena apa?

Satu-satunya yang membuat Calvin bahagia hanyalah Silvi. Hari ini, hari terakhir LKO sekaligus hari pelantikan pengurus OSIS. Para wali murid diundang. Tak lepas Calvin menatapi surat undangan berwarna putih dengan logo rosario cantik di kopnya.

Kebanggaan meletup di dada. Dua jam tiga puluh menit tiga puluh detik lagi, ia akan melihat putrinya dilantik sebagai pengurus organisasi paling bergengsi di seluruh sekolah. Orang tua mana yang tidak bangga?

Calvin menatap refleksi dirinya di cermin. Pria tampan berparas pucat balas memandangnya. Ia gerakkan tangan untuk merapikan lipatan jas. Obsesinya kali ini adalah tampil sempurna di acara spesial Silvi.

Selesai bercermin, Calvin meraih iPhonenya. Orang tua Silvi ada dua. Tak adil bila si workaholicitu ketinggalan informasi. Dicobanya request Skype. Gagal. FaceTime, sama saja. Nampaknya, Adica tak mau video call.

"Jangan video call. Telpon biasa aja."

Nah, benar kan? Adica mengirimkan seuntai pesan. Tak buang tempo, Calvin menelepon saudara kembarnya.

"Ada apa?" tanya Adica pendek.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline