Lihat ke Halaman Asli

Kepemimpinan dengan Hard Power vs Soft Power

Diperbarui: 11 Agustus 2021   00:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Katalisnet.com

Power atau kekuasaan seringkali didefinisikan sebagai kemampuan potensial dari diri seseorang yang dapat digunakan untuk memengaruhi orang lain agar dapat melaksanakan perintah yang diberikan. Dalam buku The Leadership Experience, disebutkan bahwa kekuasaan dibagi menjadi 2, ada Hard power dan juga Soft power.

Hard power adalah kekuatan atau kekuasaan yang sebagian besar asalnya dari posisi otoritas seseorang. 

Kekuasaan jenis ini adalah kekuasaan yang memungkinkan seorang pemimpin untuk memengaruhi karyawannya dengan menggunakan reward atau punishment, dengan menggunakan reward atau punishment akan dapat memicu orang lain untuk termotivasi dalam menjalankan sesuatu, contohnya adalah bila seorang karyawan bekerja dengan tidak rajin atau bermalas-malasan lalu karyawan tersebut diberikan punishment atau hukuman, maka dia akan menjadi rajin dalam bekerja karena tidak ingin mendapatkan hukuman. 

Begitupun sebaliknya, apabila karyawan mengerjakan tugasnya dengan baik maka akan diberi reward oleh pemimpinnya, sehingga karyawan lain akan termotivasi untuk bekerja dengan lebih giat.

Sementara itu, soft power adalah kekuatan atau kekuasaan yang lebih lunak dan sifatnya yang bukan paksaan seperti apa yang dicontohkan oleh hard power. Dengan kata lain, soft power cenderung melibatkan pembentukan preferensi orang lain melalui daya tarik.

Sebagai seorang pemimpin dalam perusahaan, ada baiknya kita untuk menggunakan hard power, terlebih pada saat kita harus membentuk motivasi orang lain agar mereka lebih giat lagi bekerja sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Tetapi, apabila kita terlalu sering menggunakan hard power maka karyawan kita akan merasakan tekanan dalam lingkungan kerjanya, akibatnya mereka akan menjadi tertekan dan tidak mengeluarkan kemampuan terbaiknya secara maksimal.

Oleh karena itu, kita sebagai pemimpin harus jeli kapan saatnya kita harus menggunakan hard power atau soft power agar kita tidak membebankan karyawan kita dengan lingkungan kerja yang tidak nyaman dan mencegah mereka juga untuk berpindah ke organisasi lain.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline