Lihat ke Halaman Asli

Lailatul Syadiyah

Content Writer. Tertarik pada dunia religi, marketing manajemen, bussines, productivity, motivation, story telling, dan all about learning English.

Mencari Makna Allah Maha Segalanya

Diperbarui: 14 April 2021   16:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Pada suatu kesempatan kajian online Ustadz Weemar Aditya membuka sebuah pertanyaan tentang seputar agama di sebuah akun untuk siaran langsung. Seorang teman yang juga peserta kelas Ngefast bertanya kepada beliau  tentang Alquran dan nilai-nilai kehidupan.

Pertanyaannya seperti ini, "Untuk meyakini Al Quran harus punya iman. Kalau mau punya iman harus ngerti Al Quran. Nah, lalu apa maksud dari ini semua?"

Penjelasan Ustadz Weemar Aditya kurang lebih seperti ini:

Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan mengenai Allah yang membuat kita sendiri bias.

Misal ada sebuah pertanyaan, "Allah itu Maha Kuasa, bisakah Allah Menciptakan sebuah batu yang sangat besar sampai dia tidak bisa mengangkatnya?

Nah inikan pertanyaan yang sangat paradoks. Kalau bisa buat batunya, itu artinya Allah itu sebaliknya, Jika Allah bisa mencipta tetapi tidak mau mengangkat itu artinya Allah Maha Pencipta tetapi tidak Perkasa. Kalau gak bisa bikin batunya berarti Allah bisa mengangat batunya. Itu artinya Allah Maha Perkasa  tetapi tidak Pencipta.

Lalu bagiaman pula makna Allah Maha Segala-Nya?

Pertanyaan semacam itu bermula dari  mencerminkan Allah pada diri kita sebagai manusia, sehingga mencoba membayangkan bahwa Allah juga akan seperti itu. Seperti makhluk-Nya.

Allah itu Maha Besar, Maha Kuasa, Maha Perkasa. Lalu dalam pikiran kita apakah boleh persepsi kita itu disamakan dengan Persepsi Dzat Allah. Sama sekali sangat berbeda. Prinsip Dzat Allah dengan makhluk-Nya itu sangat berbeda. Jangan asal menyamakan dengan mencerminkan pada logika manusia. Kebesaran Allah itu benar-benar di luar jangkauan manusia.

Contoh begini: Kalau Allah Maha Pengasih, kenapa masih ada orang miskin?

Contoh lagi, ada orang tua yang memaksa anak balitanya yang sedang demam untuk meminum obat sampai anaknya menangis tak karuan. Apakah si anak ini akan merasa bahwa orang tuanya sudah jahat? Jawabannya adalah iya. Anak itu merasa bahwa orang tuanya jahat. Bahkan hal itu terbawa sampai dewasa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline