Lihat ke Halaman Asli

Sperma

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

waktunya kini tiba
pil pahit ini akhirnya kutelan juga
hati berbalut lara
air mata mengucur percuma
sesak menyusup dada
merangkak meratap memeluk nestapa

keringat masih ada, berbaur aroma sperma
ruang lengang gulita menutup jiwa
segumpal dosa berhias cerca

bayang kelabu
asa membatu
meski tak mampu
perlahan kubuang itu
biarlah angin yang menyapu




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline