Lihat ke Halaman Asli

Laila Dzuhria

Parenting and Family Bloger

Bebas Calistung Merupakan Praktik Baik dalam Merdeka Belajar bagi Anak

Diperbarui: 14 Mei 2023   09:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Omar saat usia 2 th membolak-balikkan buku cerita. Foto: Dokpri

“eh anakku sudah bisa baca dong” 

“anakku juga, lho! Bacanya pintar banget“

“untung deh ya anak kita sudah bisa baca, tulis, dan berhitung  jadi kita tenang mau masukin SD nanti.”

“ah kalau si Gatot masih belum bisa  baca. Diajarin ogah-ogahan anaknya. Tau deh ntar SD-nya gimana? Takut ketinggalan aku, ntar teman-temannya sudah bisa  baca, dia belum lagi.” 

Sepotong obrolan para ibu disaat sore hari, yang memiliki anak rentan usia 4-5 tahun. Buah hati mereka sejak kecil sudah dimasukkan ke lembaga pendidikan yang berfokus pada calistung.

“Mbak, aku mau curhat deh, itu si Rini (5th) sudah bosan sekolah, harusnya dia SD tapi sekolah nggak mau terima dia, karena umur. Dan kalau masih harus tinggal kelas di TK B dia sudah bosan.“ keluh seorang ibu muda yang memiliki putri sangat pintar, bisa membaca, menulis, berhitung, dan  hafalan lancar sejak usia 4 tahun.

“Memang Rini masuk sekolah waktu PAUD usia berapa, Mbak ?”  tanyaku.

“Sebelum 3 tahun sih, maksudnya biar dia mau sosialisasi aja gitu. Tapi ternyata diajarin calistung juga” jawab ibu muda tersebut.

Sontak aku terkejut, “belum usia 3 tahun sudah disekolahkan dan diajarkan calistung?????????” gumamku dalam hati.

Rasanya sedih sekali! Jika, kita sebagai orangtua melek akan ilmu pengasuhan, kita akan tahu, belajar bersosialisasi tidak harus menyekolahkan anak.  Belajar sosialisasi bisa dari saudara-saudara atau orangtua, misalnya belajar berbagi dan mempertahankan haknya.

Jikalau anak tersebut masih takut bertemu dengan orang asing saat usia belum 3 tahun, itu adalah hal wajar. Karena, anak  yang masih berusia 1 sampai 2 tahun masih mencari tempat berlindung, yaitu orangtuanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline