Lihat ke Halaman Asli

Kristo Ukat

Dosen di STP St. Petrus Keuskupan Atambua-Kefamenanu-Timor-Nusa Tenggara Timur

Gembala yang Baik

Diperbarui: 20 Juli 2021   10:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tugas seorang gembala yang baik. Ilustrasi Pribadi

1. Pendahuluan

Selamat merayakan Idul Adha bagi saudara-saudari yang beragama Muslim yang merayakannya pada hari ini. Semoga perayaan Idul Adha meningkatkan kesadaran berkurban dalam menempuh kehidupan yang berdaya guna untuk bangsa dan tanah air ini.

Idul Adha menjadi moment berkurban dalam berbagai aspek kehidupan teristimewa di saat bangsa dan tanah air ini bergelut memerangi pandemi covid-19. Semangat berkurban ini  diharapkan kepada kita sekalian untuk bersama-sama dengan berbagai cara dapat meningkatkan kesadaran menata diri secara baik dengan taat, menahan diri, agar covid-19 tidak memiliki ruang gerak di wilayah kita tercinta ini. Sehingga segala bentuk cara hidup yang membuat kita tersesat dapat dihindari. 

Seringkali kita terjebak dan tersesat oleh karena cara berpikir dan cara bersikap serta cara merasa kita yang salah dan keliru karena cenderung kompromi dengan aneka bentuk hal yang mudah sekali menyesatkan kita. Idul Adha menjadi moment indah berkurban dan bermati raga dari segala bentuk kesesatan yang membuat kita jatuh dan tak berdaya dari kualitas kemanusiaan kita yang bermartabat dan luhur di hadapan Tuhan. 

2. Alasan Tersesat

Manusia yang tersesat dalam hidup bisa kita bandingkan dengan sebuah perjalanan yang salah arah. Ketersesatan manusia dimungkinkan oleh dua faktor. Pertama, faktor intern yakni berasal dari pribadi orang bersangkutan. Orang menjadi tersesat karena cenderung mengikuti kemauannya sendiri, tidak bertanya, tertutup, terlalu percaya diri dan salah menafsir. Hal-hal ini memungkinkan orang tersesat karena ukuran yang digunakannya adalah dirinya sendiri. Akibatnya perjalanannya menjadi salah arah dan tersesat. 

Kedua, faktor ekstern yakni berasal dari luar pribadi orang yang tersesat. Hal ini disebabkan pula oleh tiga alasan yakni orang lain, lingkungan dan media. Orang lain menjadi salah satu faktor penyebab tersesat bagi orang lain karena sikapnya yang cenderung membiarkan, tidak menjaga, melepas, tidak bertanggungjawab, salah memberi petunjuk atau arahan atau instruksi. 

Selain manusia, lingkungan pun menjadi salah satu faktor penyebab orang menjadi tersesat dalam hidup. Lingkungan yang tidak disiplin dan cenderung kompromistis serta cenderung mengabaikan prinsip-prinsip hidup akan membentuk manusia di dalam lingkungan tersebut menjadi manusia yang relativistik dan menganggap semua hal sama saja. Orang membenarkan segala bentuk tindakan negatif karena terbentuk dari lingkungan yang cenderung menegasi hal-hal negatif. Anak kecil yang suka maki dan menghina orang lain karena terbentuk dari lingkungan yang membenarkan hal demikian.

Hal berikut yang memungkinkan orang tersesat adalah media. Media sebagai hasil karya kreativitas manusia menjadi hal yang patut disyukuri karena menjadi alat bantu kerja manusia di zaman modern ini. Namun kehadiran media selain memberi dampak positif  dapat membawa dampak negatif yang dapat membuat orang tersesat dan jatuh. Penyalagunaan media modern masa kini seperti HP, WA, GPS, dll dapat memungkinkan orang salah arah, salah bertindak dan gagal fokus menyikapi hidupnya yang bermartabat itu.

3. Kehadiran Gembala

Bicara tentang gembala, tidak terlepas pula dari kawanan gembalaannya. Pembahasan ini akan lebih menyoroti kehadiran dan tugas gembala. Kehadiran seorang gembala itu mutlak perlu dalam kebersamaan menjaga kawanan. Di sini, saya akan menyoroti secara lebih spesifik gembala yang baik dan gembala yang jahat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline