Lihat ke Halaman Asli

kristanto budiprabowo

Hidup berbasis nilai

Kritik terhadap Pesan Natal PGI/KWI 2017

Diperbarui: 7 Desember 2017   17:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

(Lagi) Kritik Terhadap

PESAN NATAL BERSAMA PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA (PGI) DAN KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA (KWI) TAHUN 2017 

"Hendaklah Damai Sejahtera Kristus Memerintah Dalam Hatimu!"

(Kol. 3:15a)

Penghargaan sebagai Pendahuluan

Menyampaikan sebuah pesan bagi umat sebesar sebuah bangsa dengan sensitif terhadap konteks sosial-politik yang sedang dihadapi dan digeluti oleh seluruh warga bangsa adalah langkah yang sangat bermakna dan akan memberikan inspirasi bagi tindakan yang lebih bermartabat bagi umat. Bangsa ini memang sedang bergumul keras mengartikan kembali dan mempraktekkan damai dalam tarik ulur semangat keterbukaan dan demokrasi yang setiap hari berjumpa dengan arti kebaharuannya. Maka benar, kita memang sedang membutuhkan banyak sekali hati yang sepenuhnya diperintah hanya oleh damai; dalam hal menyuarakan pesan kasih, dalam hal membangun organisasi keagamaan, dan dalam kehidupan keseharian sebagai anak bangsa.

Dalam tema Natal tahun 2017 ini, pesan yang hendak disampaikan dan terangkum dalam kesimpulan amatlah jelas dan menggugah siapapun orang yang akan membacanya, orang Kristiani atau bukan.

"Marilah kita menghidupi dan mengembangkan damaisejahtera yang merupakan anugerah dari Allah, dengan jalan merangkul sesama, merawat ciptaan serta memajukan kerukunan dan persaudaraan di antara kita."

Nilai utama damai ditegaskan sebagai panggilan hidup dan tugas umat yang perlu dijalani sebagai bentuk penerimaan anugerah dari Allah dalam laku hidup berjumpa dengan sesama serta memeluknya, merawat semesta ciptaan illahi dan memperjuangkan terjadinya kerukunan dan persaudaraan. Dalam semangat dan tujuan yang demikian ini, pesan Natal menjadi momentum yang amat luar biasa untuk mengabarkan rekonsiliasi yang bersifat holistik baik dalam konteks ekumenes gereja Kristen dan Katolik, maupun dalam konteks kehidupan plural berbangsa, pun juga dengan semesta alam raya.

Namun, jika kita mencermati selipan-selipan sikap politis yang sepanjang alur pesan ditekankan dengan referensi-referensi ayat, nampaknya justru menjadikan ketegasan tema dan kesimpulan itu tadi menjadi sangat terciderai. Pesan natal ini, sekalipun tertuju khusus bagi orang Kristen/Katolik Indonesia seperti nampak dalam alamat penyampaian dan gaya bahasa yang digunakan, tentulah juga akan didengar oleh saudara-saudara kita dari beragam agama dan kepercayaan yang ada. 

Tidaklah sulit bagi siapapun untuk menafsirkan selipan-selipan sikap politis Kristen/Katolik ketika mendengar dan membaca pesan Natal kali ini. Oleh karena itu mari kita lihat satu persatu beberapa kalimat penjabaran dalam pesan Natal ini dengan semangat keterbukaan pada apa yang sedang terjadi -- terutama dengan reflektif memandang pada diri sendiri - di tengah-tengah kehidupan berbangsa dan bernegara kita ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline