Lihat ke Halaman Asli

Kori Mulyani

Penyuluh Kehutanan

Sereh Wangi yang Kembali Wangi di Masa Pandemi Covid-19

Diperbarui: 9 September 2021   18:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Dokpri

Dokpri

Selayang Pandang Sereh Wangi.

Sereh wangi merupakan tanaman perdu yang cocok ditanam di daerah tropis. Dalam perdangan Internasional dikenal dengan nama Citronella .Sereh wangi cukup banyak dibudidayakan di Provinsi Lampung sampai tahun 2018, namun pada pertengahan tahun 2019, harga sereh wangi anjlok dan membuat para petani kurang bergairah dalam membudidayakan sereh wangi. 

Padahal, tanaman sereh wangi dapat dibudidayakan secara tumpang sari atau mengikuti pola Agroforestri. Sereh wangi ditanam di sela-sela tanaman pokok seperti sengon, akasia, mahoni dan jati. Pola ini sudah pernah diterapkan pada wialyah kerja KPH Gedong Wani Kabupaten Lampung Selatan. 

Terutapan pada Kawasan Hutan Produksi Gedong Wani Register 40. Budidaya sereh wangi dengan pola Agroforestri ini cukup banyak diminati oleh masyarakat yang menggarap Kawasan Hutan Produksi Gedong Wani. Pada kawasan ini sudah terbentuk Kelompok Tani Hutan (KTH) Agro Sumber Rejeki. 

Atas usulan KTH, telah difasilitasi satu set alat penyuling sereh wangi.  Hasilnya cukup mengembirakan dan membangkitkan semangat anggota KTH. Namun seiring dengan jatuhnya harga minyak sereh wangi, terutama di tingkat lokal semngat itu sempat memudar . berdasarkan kondisi di lapangan dengan beragam permasalahannya. Penyuluh kehutanan pada KPH Gedong Wani berusaha mencari solusi terkait permasalahan sereh wangi tersebut dengan melibatkan beberapa istitusi seperti perguruan tinggi dan pelaku usaha.

Sereh Wangi Sebagai Hasil Hutan Bukan Kayu. 

Berdasarkan peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor P.64/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017, sereh wangi telah ditetapkan Harga Patokan Hasil Hutan Bukan Kayu. Pemanfaatan HHBK ini mendukung pelestarian huta dengan mengutamakan fungsi, lingkungan, sosial, ekonomi dan budaya masyarakat lkal. 

Sereh wangi sebagai salah satu HHBK diharapkan bisa memberikan alternatif solusi dalam mendukung fungsi tersebut. Kondisi perekonomian global telah berdampak pada menurunnya volume perdagangan internasional, termasuk sub sektor kehutanan, seperti kayu olahan. Namun yang mengembirakan, tren produksi hasil hutan bukan kayu (HHBK) terus eningkat, sebagai bagian dari konfigurasi bisnis baru kehutanan. 

Produksi HHBK diproyeksikan dapat meningkat melalui kerja sama multi stakeholder seperti yang dilakukan oleh Kelompok Tani Hutan Agro Sumber Rejeki, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan. Hanya saja, beberpaa produk HHBK yang tercantum dalam laporan PDB dan PDRB merupakan sub sektor dari sektor pertanian, dan tidak dihitung sebagai sub sektor kehutanan.

 Kebutuhan Sereh Wangi di Masa Pandemi Covid 19. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline