Lihat ke Halaman Asli

Kompasiana

TERVERIFIKASI

Akun Resmi

Ketika Orangtua Mengkhawatirkan Anaknya yang (Sudah) Pacaran

Diperbarui: 8 November 2022   06:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi remaja pacaran. (Diolah kompasiana dari: shutterstock via kompas.com)

Setiap orangtua pastinya akan melewati masa ketika menyadari anaknya mulai menjalin kasih dengan teman sebayanya. Demikian pula setiap anak punya masa ketika mulai berpacaran dan dagdigdug ketika menghadapi orangtua.

Sebagai orangtua, bagaimana respons Kompasianer mengenai hal tersebut? Apakah Kompasianer tergolong sebagai orangtua yang menyarankan anak supaya tak berpacaran? Membiarkan? Membebaskan? Atau mempersilakan anak berpacaran asal menyadari rambu-rambunya?

Pasalnya, banyak di antara kita, ketika masih muda, menganggap pacaran adalah bagian dari pergaulan, tapi menurut orangtua justru kenakalan.

Nah, perbedaan pandangan antara orangtua dan anak kadang menjadi konflik tersendiri dalam keluarga. Makanya, terkadang cara komunikasi orangtua kepada anak --maupun sebaliknya-- jadi penting.

Belum lagi ada kebingungan cara bersikap ketika pacarnya datang ke rumah. Bagaimana kita mesti bersikap? Bagaimana cara membuat anak menceritakan setiap langkah dalam hubungannya? Terlebih lagi, anak pintar merahasiakan, bukan?

Nah, sebagai anak, adakah pengalaman pernah dilarang orangtua pacaran? Apa alasan mereka melarang? Apa suka dukanya? Pernah punya pengalaman "lucu" saat pacar ngapel ke rumah?

Silakan tambah label Anak Mulai Pacaran (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline