Kompasianer, kebayang engga kalau ada mata kuliah di metaverse? Kira-kira di mata kuliah ini bakal ngapain saja, ya? Dan apakah teknologi metaverse sudah perlu untuk dijadikan mata kuliah atau bahkan kurikulum?
Baru-baru ini Universitas Katolik Atma Jaya atau Unika Atma Jaya berkolaborasi dengan PT WIR Asia mengembangkan mata kuliah di metaverse.
Di Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya, misalnya, sudah ada augmented reality untuk praktik melihat otak. Wah, kuliah bisa jadi semakin seru, ya!
Selain Unika Atma Jaya, Universitas Multimedia Nusantara (UMN) turut mengembangkan platform teknologi metaverse, yang tak lain adalah untuk membangun sumber daya manusia di bidang teknologi.
Melihat apa yang dilakukan oleh Unika Atma Jaya dan UMN kian menjelaskan bahwa teknologi metaverse bukan sekadar lagi teori, melainkan sudah dipraktikkan generasi masa kini untuk masa depan.
Oleh karena itu, universitas-universitas di Indonesia juga harus siap terjun ke metaverse agar tetap relevan dan terus bisa berkontribusi dalam sektor pendidikan Indonesia melalui teknologi.
Akan tetapi, melihat kondisi Indonesia yang mana infrastruktur masih belum memadai dan merata, terlebih di daerah terluar, terpencil, dan tertinggal, akankah pengetahuan dan wawasan serta ilmu atas teknologi metaverse dapat diaplikasikan?
Dan apa tanggapan atau gagasanmu mengenai kuliah di metaverse juga bagaimana seandainya metaverse dijadikan mata kuliah atau bahkan masuk ke dalam kurikulum?
Kompasianer, yuk bagikan opini dan pendapat atau gagasan kamu terkait hal tersebut di Kompasiana dengan menyematkan label Kuliah Metaverse pada tiap konten yang kamu buat.