[caption caption="ilustrasi: www.csmonitor.com"][/caption]25 Januari 2016 lalu, Ford Motor Indonesia resmi menutup operasi bisnisnya. Penutupan ini meliputi penutupan dealership Ford dan menghentikan penjualan dan impor kendaraan. Dikutip dari website resminya, perusahaan yang diresmikan Juli 2000 ini menutup operasinya dengan alasan tidak ada jalur menuju keuntungan yang bersinambungan di Indonesia. Hal ini dikarenakan Ford tidak dapat bersaing secara efektif.
Pernyataan resmi mengenai penutupan ini mengejutkan industri otomotif Indonesia dan masyarakat Indonesia. Berikut 5 opini pilihan mengenai penutupan operasi bisnis Ford Motor Indonesia yang diambil dari topik pilihan Ford Indonesia Tutup.
1. Bahkan Mesin Terbaik di Dunia Pun Tidak Mampu Selamatkan Ford di Indonesia
Dilansir dari thetruthaboutcars.com, Ford menduduki peringkat kelima di tahun 2010 sebagai perusahaan otomotif terbesar di dunia. Ford diklaim menjadi salah satu perusahaan yang disegani termasuk di Indonesia. Namun, klaim tersebut berbanding terbalik dengan keputusan Ford Indonesia untuk menutup operasinya karena penjualan Ford di Indonesia menurun.
Rahmat Derryawan beranggapan bahwa penutupan Ford Motor Indonesia disebabkan oleh persaingan dengan pabrik mobil asal Jepang, Honda. Selama dua tahun terakhir, pergerakan Honda di industri otomotif membuat Honda lebih populer. Dapat disimpulkan, Ford Motor Indonesia tutup karena kalah bersaing dengan Honda.
2. Perjuangan bersama Ford Indonesia: Dari Opas sampai Presiden Direktur
[caption caption="Dokumen Pribadi Jimin Andri Sarosa"]
[/caption]Dilansir dari website resmi ford Indonesia, Ford telah hadir di Indonesia sejak 1989 dan saat itu Ford di Indonesia diwakilkan oleh Indonesia Republic Motor Company (IRMC). Persaingan Ford dalam industri otomotif sudah terjadi sejak awal ford masuk ke Indonesia. Saat diwakilkan oleh Indonesia Republic Motor Company, Ford pernah mengalami penurunan dan kemudian hadir kembali pada Juli 2000 dengan diresmikannya Ford Motor Indonesia.
Dalam artikelnya, Jimin Andri Sarosa menceritakan dua sosok di balik Indonesia Republic Motor Company saat itu. Sosok tersebut adalah Hasjim Ning dan H. Sarosa Ratam. Dua sosok ini berada di balik masuknya Ford ke Indonesia melalui Indonesia Republic Motor Company (IRMC). Bagi Jimin Andri Sarosa, Ford Indonesia bukan hanya sekedar perusahaan otomotif semata. Namun, Ford Indonesia adalah sejarah bagi kehidupan dan juga keluarganya.
3. Mobil Amerika Kalah Telak Bersaing dan Cabut, Jerman Menjadi Idola, Jepang Tetap Pilihan
[caption caption="Managing Director PT Ford Motor Indonesia (FMI), Bagus Susanto, dalam sesi pemotretan di Kantor PT FMI, Pondok Indah, Jakarta, Jumat (28/11/2014).
Sumber: Kompas.com"]
[/caption]Perkembangan basis ekonomi di Indonesia membuat minat produsen otomotif semakin meningkat. Mobil produksi Amerika, Jerman, maupun Jepang bersaing di pasar otomotif Indonesia.
Asaaro Lahagu memaparkan, dalam pasar otomotif Indonesia, Jepang membangun industri ini sangat gencar dengan terus menerus memperbaiki mutu, layanan, jual dengan memperbanyak dealer dan service. Hal ini membuat masyarakat Indonesia lebih memilih mobil produksi Jepang.
Lain halnya dengan mobil produksi Jerman, mobil ini menjadi pilihan bagi masyarakat kalangan atas karena kepemilikan mobil ini melambangkan kesuksesan materi. Mobil buatan jerman seperti mobil Mercy dan BMW menjadi idola bagi masyarakat Indonesia karena ia merupakan prestise.
Menurut Asaaro Lahagu, mobil-mobil buatan Jepang hingga beberapa tahun ke depan akan tetap menjadi favorit para konsumen di Indonesia. Dapat disimpulkan, mobil produksi Jepang yang menjadi pilihan konsumen di Indonesia membuat Ford menutup operasinya karena kalah bersaing.
4. Ford, Berakhir (Sementara?) Ceritamu di Indonesia
[caption caption="Sumber: Kompas Otomotif"]
[/caption]Tutupnya operasi bisnis Ford Motor Indonesia membuat sebagian masyarakat meyakini hal itu terjadi akibat kalah saing dengan pabrik mobil asal Jepang. Hal ini pun dikemukakan oleh A. Baskoro.